Rabu, 17 Desember 2014

PERKEMBANGAN FISIK PADA BAYI




PSIKOLOGI PERKEMBANGAN

PERKEMBANGAN FISIK PADA BAYI


BAB I
PENDAHULUAN

A.      Latar Belakang
Umumnya ahli psikologi perkembangan membatasi periode masa bayi dalam 2 tahun pertama dari periode pascanatal. Masa bayi ini disebut juga sebagai periode vital, karena kondisi fisik dan psikologis bayi merupakan fondasi yang kokoh dari perkembangan dan pertumbuhn selanjutnya.
Pada saat bayi dilahirkan, bayi berada dalam kondisi yang sangat lemah dan tidak berdaya. Selama beberapa bulan masa bayi, ketidakberdayaan itu berangsur-angsur menurun. Dari hari ke hari, minggu ke minggu, dan bulan ke bulan, bayi semakin memperlihatkan kemandirian, sehingga pada saat masa bayi berakhir, yaitu kira-kira pada usia 2 tahun, ia telah menjadi seorang manusia yang berbeda dengan kondisi awal masa bayi. Adapun perkembangannya meliputi perkembangan fisik, perkembangan refleks, rangkaian tingkah laku dan keadaan bayi, perkembangan keterampilan motorik, perkembangan sensor, dan perkembangan otak.
B.     Rumusan Masalah
1.      Apa saja yang termasuk dalam pertumbuhan fisik?
2.      Apa yang dimaksud dengan perkembangan refleks?Serta perkembangan refleks dapat di bagi menjadi 2, sebutkan dan jelaskan!
3.      Apa saja tingkah laku yang di alami bayi?
4.      Apa yang di maksud perkembangan keterampilan motorik?
5.      Apa saja yang termasuk dalam perkembangan sensor?
C.    Tujuan
Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah agar mahasiswa mampu mengerti dan mengetahui tentang masa perkembangan yang terjadi pada bayi serta mengerti aspek-aspek mana saja yang termasuk dalam perkembangan yang terjadi pada bayi.





BAB II
PEMBAHASAN

A.    Perkembangan Fisik
Selama dua tahun pertama kehidupannya, perkembangan fisik bayi berlangsung sangat ektensif. Pada saat lahir, bayi memiliki kepala yang sangat besar dibandingkan dengan bagian tubuh lain.Tubuhnya bergerak terus menerus kekiri dan kekanan dan sering kali tidak dapat dikendalikan. Mereka juga memiliki reflex yang didominasi oleh gerakan-gerakan yang terus berkembang. Dalam rentang waktu 12 bulan, bayi-bayi dapat duduk , berdiri, membungkuk, memanjat, dan bahkan berjalan. Kemudian, selama tahun kedua, pertumbuhan fisiknya melambat, tetapi pada kegiatan-kegiatan seperti berlari dan memanjat pertumbuhannya justru berlangsung cepat. Uraian berikut akan memberikan gambaran lebih rinci tentang beberapa aspek dari pertumbuhan yang terjadi selama masa bayi.
·      Tinggi dan Berat Badan
Pada saat dilahirkan, panjang rata-rata bayi adalah 20 inci atau 50 cm, dengan berat 3,4 kg. Dibandingkan dengan ukuran tubuh orang dewasa, panjang bayi lebih dekat dari pada beratnya: panjang bayi yang 20 inci menunjukan lebih dari satu perempat tinggi orang dewasa, sedangkan 3,4 kg beratnya menunjukan hanya sebagian kecil dari berat badan orang dewasa (Seifert & Hoffnung,1994).
   Segera setelah bayi menyesuaikan diri dengan kegiatan makan melalui cara menghisap, menelan, fisiknya bertumbuh dengan cepat. Selama bulan-bulan pertama kehidupannya berat badan bayi bertambah sekitar 5 hingga 6 ons per minggu. Pada usia 4, bulan berat badan mereka naik dua kali. Pada tahun kedua kehidupannya, rata-rata pertumbuhan bayi mengalami perlambatan. Pada usia 2 tahun, berat bayi mencapai sekitar 13 hingga 16 kg dengan tinggi sekitar 32 inci (Santrock, 1995).




B.     Perkembangan Refleks
Pada masa bayi, terlihat gerakan-gerakan spontan, yang disebut “refleks”. Refleks adalah gerakan-gerakan bayi yang bersifat otomatis dan tidak terkoordinir sebagai reaksi terhadap rangsangan tertentu serta member bayi respons penyesuaian diri terhadap lingkungannya. Sepanjang bulan pertama hidupnya, hidupnya kebanyakan refleks menghilang atau menyatukan dengan gerakan yang relative disengaja atau penuh arti. Ketika mereka menguasai kemampuan ini, maka ia disebut “skill” atau keterampilan .Refleks dan skil disebut juga kemampuan motorik (motor abilities).
   Seifert & Hoffnung (1994), menyebutkan ada 12 gerak refleks yang dimiliki oleh anak baru lahir.
TABEL 4.1
Refleks-refleks Utama pada Bayi yang Baru Lahir
Refleks
Perkembangan
Signifikansinya
Pernafasan


Menghisap


Mencari


Menelan


Mengedip


Biji mata




Moro




Memegang




Penguatn leher


Babinski


Melangkah


Berenang
Permanen, sekalipun sebagian menjadi tindakan suka rela

Melemah dan menghilang pada usia 6 bulan

Secara gradual dibawah pengintrolan yang disengaja

Permanen, meskipun sebagian menjadi tindakan suka rela

Permanen, meskipun sebagian menjadi tindakan suka rela

Permanen




Gerakan lengan dan telapak tangan menghilang pada 6bulan, tetapi reaksi terkejut berlangsung seumur hidup

Melemah pada usia 3 bulan, genggaman sukarela muncul pada 6 bulan dan menghilang setelah 1 bulan

Menghilang pada usia 2 tahun 3 bulan

Menghilang pada usia 8 sampai 12 bulan

Menghilang pada usia 2 bulan, tetapi kemudian diaplikasikan

Menghilang setelah 4 hingga 5 bulan
Memberikan oksigen dan membuang karbon dioksida

Mengarahkan anak pada payudara atau botol susu

Membantu anak untuk minum


Membantu anak menelan dan menjauhi cekikan

Memlihara mata dari benda dan cahaya terang

Memelihara dari cahaya terang dan memberikan penglihatan yang baik dalam cahaya lampu yang redup

Menunjukan perkembangan normal dari sistem saraf



Menunjukan perkembangan normal dari sistem saraf



Menunjukan perkembangan normal dari sistem saraf

Menunjukan perkembangan normal dari sistem saraf

Menunjukan perkembangan normal dari sistem saraf

Menunjukan perkembangan normal dari sistem saraf

  SUMBER : Seifert & Hoffnung
Secara garis besarnya, duabelas refleks tersebut dapat dibagi dua.Pertama, Refleks survival. yaitu refleks yang secara nyata berguna untuk memenuhi kebutuhan fisik bayi, terutama dalam menyesuaikan diri dengan lingkungan barunya. kedua, Refleks Primitif, yaitu refleks yang tidak secara yata berguna bagi pemenuhan kebutuhan fisik,walau pun ia mungkin merupakan tingkah laku refleks yang penting pada tahap awal evolusi manusia yang diwariskan oleh nenek moyang kita. Di antara refleks-refleks yang muncul pada masa bayi itu adalah:
1.      Refleks Menghisap dan Mencari
Refleks mencari  terlihat ketika pipi bayi disentuh dan diusap dengan lembut, maka ia langsung merespons dengan memalingkan kepalanya kea rah pipi bayi yang disentuh. Tingkah laku pencarian inilah yang disebut dengan “refleks mencari”.Refleks mencari ini membantu bayi menemukan payudara ibunya, sebagai sumber makanan.Di samping refleks mencari, bayi yang baru lahir juga memperlihatkan refleks menghisap. Bayi yang baru lahir secara otomatis akan menghisap benda yang ditempatkan di mulutnya. Jika kemudian bayi menemukan putting susu ibu, maka ia akan langsung menghisap secara kuat dan berirama tanpa belajar telebih dahulu, Jadi, dengan refleks menghisap akan memudahkan bayi memperoleh makanan sebelum mereka mengasosiasikan puting susu dengan makanan.
Refleks mencari dan menghisap akan menghilangsetelah bayi berusia kira-kira 3 hingga 4 bulan. Kemudian, dalam usia 1 tahun refleks menghisap menyatu dan diperluas dengan aktivitas makan yang disengaja. Bayi mulai menggunakan mulutnya sebagai suatu cara utama untuk mempelajari objek-objek baru. Untuk beberapa waktu terlihat bahwa secara praktis ia menaruh sesuatu kedalam mulutnya. Suatu infestigasi yang dilakukan oleh T. Berry Brazelton (1983), seorang dokter spesialis anak, menunjukan bahwa isapan bayi berubah ketika usia mereka bertambah. Lebih 85% bayi yang sering menghisap ternyata tidak melakukannya untuk mendapatkan makanan. Mereka menghisap jari , kepalan tangan mereka dan dot/kompeng hanya untuk kesenangan. Pada usia 1 tahun, kebanyakan bayi menghentikan perilaku menghisap tersebut.
2.      Refleks Moro (Moro Reflex)
Refleks moro adalah suatu respon tiba-tiba dari bayi yang baru lahir sebagai akibat adanya suara atau gerakan yang mengejutkan. Refleks moro ini juga merupakan suatu upaya mempertahankan hidup. Karena itu, ia merupakan hal yang normal bagi semua bayi yang baru lahir. Bahkan, belakangan ini,refleks moro dianggap sangat penting, karena dapat membantu dokter dalam mendiagnosa perkembangan system saraf bayi. Bayi yang sehat akan menunjukkan respons tersebut apabila ia terkejut. Tetapi, respon itu akan banyak menghilang ketika bayi mendekati usia 6 bulan.
3.      Refleks Menggenggam (graping reflex)
Refleks menggenggam terjadi ketika sesuatu menyentuh telapak tangan bayi, dan bayi akan merespons dengan cara menggenggam dengan kuat. Refleks menggenggam merupakan langkah awal bagi bayi untuk lebih memudahkan melakukan aktivitas menggenggam ini berkurang dan bayi memperlihatkan suatu genggaman yang lebih spontan, yang serimg dihasilkan oleh rangsangan visual. Misalnya, ketika seorang bayi melihat suatu gerakan yang berputar diatas tempat tidurnya, ia akan berusaha meraihnya dan mencoba menggemgamnya. Ketika perkembangan motoriknya semakin lancar, bayi itu akan menggenggam benda-benda, menggunakannya secara hati-hati, dan mengamati benda-benda tersebut.
Beberapa refleks yang muncul pada bayi yang baru lahir akan tetap ada sepanjang hidupnya. Tetapi, ada beberapa refleks lain yang menghilang beberapa bulan setelah kelahiran, ketika fungsi otak semakin matang dan kendali atas beragam perilaku mulai berkembang. Beberapa gerak refleks pada akhirnya bergabung kedalam beberapa tindakan yang lebih kompleks dan spontan.

C.    Rangkaian Tingkah Laku dan Keadaan Bayi
Perkembangan refleks dan fungsi motorik pada bayi kemudian memunculkan serangkaian tingkah laku yang lebih kompleks.Dengan tingkah laku yang kompleks tersebut telah memungkinkan bayi sebagai makhluk biologis dapat bertahan hidup. Menurut Learner & Hultsch (1983), tingkah laku tersebut meliputi: Pola tidur dan bangun, tingkah laku teoleting, dan tingkah laku makan dan minum. Perkembangan dari ketiga tingkah laku bayi tersebut, dapat dilihat dalam tabel 4.2 berikut.
Tingkah Laku
Ciri Utama

Siklus tidur dan bangun




Neonatal : 80% waktu dihabiskan untuk tidur
6-7 bulan : tidur sepanjang malam tanpa bangun
12 bulan : 50% waktu dihabiskan untuk tidur

Tingkah laku teoileting

Neonatal : basah dan BAB setiap saat
2 bulan : bayi BAB 2 kali sehari
4 bulan : interval makan dan bab bisa diramalkan

Tingkah laku makan dan minum



Neonatal : bayi makan 7-8 kali sehari
1 bulan : bayi makan 5-6 kali sehari
2 bulan : memakan makanan padat
12 bulan : makanan 3 kali sehari
SUMBER : diadaptasi dari Lerner & Hultsch, 1983
1.      Pola Tidur dan Bangun
Salah satu fungsi otak adalah    mengontrol keadaan tidur dan bangun.Jadi, otak mengatur jumlah rangsangan yang diterima bayi, baik secara internal maupun eksternal.Tidur secara teratur dapat membantu bayi mencegah rangsangan eksternal sehingga memberikan kesempatan pada fisiknya untuk beristirahat.Di samping itu, tidur juga berfungsi meningkatkan rangsangan internal, sehingga dapat mendorong perkembangan otak bayi yang sehat.
Bayi yang baru lahir menghabiskan lebih banyak lebih banyak waktunya untuk tidur. Rata-rata bayi yang baru lahir tidur selama 16 hingga 17 jam sehari, walaupun ada beberapa hari yang rata-rata tidurnya lebih sedikit, sekitar 10 hingga 11 jam per hari, dan ada pula yang lebih lama, yaitu sampai 21 jam per hari. Biasanya jumlah tidur bayi itu berkurang secara teratur setiap bulan. Pada usia kira-kira 1 bulan, umumnya bayi mulai tidur lebih lama pada malam hari, dan pada usia kira-kira 4 bulan pola tidurnya mendekati pola tidur orang dewasa, yang menghabiskan masa tidur terlama mereka pada malam hari dan masa bangun terlama mereka pada siang hari. Pada umur 6 bulan, masa masa tidur bayi rata-rata hanya 13 hingga 14 jam per hari dan pada umur 24 bulan, hanya 11 hingga 12 jam per hari (Seifert dan Huffnung, 1994: Santrock).
2.      Pola makan dan minum
Perkembangan fiski bayi tergantung pada makanan yang baik selama 2 tahun pertama.Sebagai mana orang dewasa, bayi membutuhkan makanan yang mengandung sejumlah protein, kalori, vitamin dan mineral.Akan tetapi, sesuai dengan berat badannya, bayi harus mengkonsumsi makanan jauh lebih banyak dibandingkan dengan orang dewasa atau anak-anak. Sebagai contoh, tiap hari selama 3 bulan lebih bayi idealnya harus menerima lebih dari 2 ons cairan 0,5 kg berat badan, sedangkan anak usia 8 tahun lebih hanya memerlukan sekitar sepertiga jumlah ini (MCLaren, 1991).
Bayi pada usia 4-6 bulan pertama, ASI atau susu formula lain, merupakan sumber makan dan energy yang utama. Namun belakangan semakin disadari bahwa pemberian ASI jauh lebih baik dari susu formula lainnya. Sebab, member ASI berarti member susu yang bersih dan dapat dicerna serta menolong mengimunisasi bayi yang baru lahir dari penyakit. Setelah usia 6 bulan, secar berangsur-angsur bayi dapat diperkenalkan dengan makanan padat seperti beras, gandum atau buah yang disaring. Ketika bayi sudah dapat bersikap toleran terhadap makan baru ini, orang tua dapat memperkenalkan beberapa makan lain yang diperlukan untuk lebih mematangkan system pencernaan, seperti daging yand disaring dan telor.
3.      Pola Buang Air
Buang air yang terkendali atau terlatih merupakan suatu bentuk keterampilan fisik dan motorik yang harus dicapai oleh bayi.Kemampuan untuk mengendalikan buang air ini sangat tergantung pada kematangan otot dan motivasi yang mereka miliki.Ketika baru dilahirkan, bayi belum mampu mengendalikan buang airnya, sehingga buang air setiap saat. Pada usia 4 bulan, interval buang airnya sudah bisa diramalkan. Pengendalian buang air besar rata-rata dumulai pada usia 6 bulan, dan kebiasaan  pengendalian buang air besar baru terbentuk pada akhir masa bayi. Sedangkan pengendalian buang air kecil mulai pada usia 15 hingga 16 bulan, namun sampai akhir masa bayi pengendalian buang air kecil ini belum sempurna (Hurlock, 1980).

D.    Perkembangan Keterampilan Motorik
Keterampilan motorik adalah gerakan-gerakan tubuh atau bagian-bagian tubuh yang disengaja, otomatis, cepat dan akurat.Gerakan-gerakan ini merupakan rangkaiankoordinasi dari berates-ratus otot yang rumi.Keterampilan motorik ini dapat dikelompokan menurut ukuran otot-otot dan bagian-bagian badan yang terkait, yaitu keterampilan motorik kasar (gross motor skill) dan keterampilan motorik halu (fine motor skill).
Secara garis besarnya, urutan perkembangan keterampilan motorik ini mengikuti dua prinsip.Pertama, prinsip cephalocaudal (dari kepala ke ekor), menunjukan urutan perkembangan, dimana bagian atas badan lebih dahulu berfungsi dan terampil digunakan sebelum bagian yang lebih rendah. Bayi terlebih dahulu belajar memutar kepalanya sebelum belajar  menggerakkan kaki dengan sengaja, dan mereka menggerakkan tangannya sebelum mereka belajar menggerakkan kaki. Kedua prinsip proximodistal (dari dekat kejauh), menunjukkan perkembangan keterampilan motorik, dimana bagian tengah badan lebih dahulu terampil sebelum bagian-bagian yang di sekelilingnya atau bagian yang lebih dahulu terampil sebelum bagian-bagian di sekelilingnya atau bagian yang lebih jauh. Bayi belajar melambaikan keseluruh lengannya sebelum belajar menggoyangkan pergelangan tang dan jari-jarinya.
1.      Keterampilan Motorik Kasar
Keterampilan Motorik Kasar (gross motor skill) meliputi keterampilan otot-otot besar lengan, kaki, dan batang tubuh, seperti berjalan dan melompat.Sebelum tingkah laku refleks menghilang, bayi sudah dapat melakukan beberpa gerakan tubuh yang lebih terkendali dan sengaja.Pada umur kira-kira 4 minggu, umumnya bayi dapat mengangkat kepalanya dari posisi tengkurap. Pada usia 3 hingga 4 bulan, bayi dapat berguling, dan pada usia 4 hingga 5 bulan bayi dapat menompang sebagian berat badan dengan kakinya. Pada usia 6 bulan, bayi dapat duduk tanpa dukungan, dan pada usia 7 bulan dapat merangkak dan berdiri tanpa dukungan. Pada usia 8 bulan, bayi dapat menyangga tubuh hingga ke posisi berdiri, pada usia 10 hingga 11 bulan dapat berjalan menggunakan kursi atau meja sebagai alat bantu, dan pada usia 12 hingga 13 bulan bayi pada umumnya dapat berjalan tanpa bantuan (Cratty, 1986; Santrock, 1995).
Pada usia 13 hingga 18 bulan, anak-anak yang baru belajar dapat menarik suatu mainan yang diikat dengan tali atau benign, menggunakan kedua tanga dan kakinya untuk memanjat anak tangga, serta mengendarai mainan roda empat. Pada usia 18 hingga 24 bulan, anak-anakl yang baru belajar berjalan, dapat berjalan cepat atau berlari untuk jarak yang pendek, menyeimbangkan kaki mereka dalam posisi berjongkok sambil bermain dengan benda-benda diatas lantai, berjaln mundur tanpa kehilangan keseimbangan, berdiri dan menendang bola, serta melompat di tempat. Secara ringkas, perkembangan keterampilan motorik kasar selama masa bayi dapat dilihat dalam table 4.3.
TABEL 4.3
PERKEMBANGAN Ketrampilan Motorik Selama Masa Bayi
Ketrampilan Motorik
Usia Normatif
Mengangkat dagu sambil tengkurap
Mengangkat dada sambil tengkurap
Duduk dengan bantuan
Duduk tanpa bantuan
Berdiri dengan bantuan
Berdiri dengan berpegang pada perabot
Merangkak
Berjalan dengan dibimbing
Berusaha berdiri sendiri
Naik tangga
Berdiri sendiri
Berjalan
Naik turun tangga tanpa bantuan
Dapat lari dan berjalan mundur
1 bulan
2 bulan
4 bulan
7 bulan
8 bulan
9 bulan
10 bulan
11 bulan
12 bulan
13 bulan
14 bulan
15 bulan
18 bulan
24 bulan
SUMBER : diadaptasi dari Lerner & Hultsch, 1983
2.      Keterampilan Motorik Halus
Keterampilan motorik halus meliputi otot-otot yang kecil yang ada diseluruh tubuh, seperti menyentuh dan memegang. Bayi dilahirkan dengan dilengkapi seperangkat komponen penting yang kelak akan menjadi gerakan-gerakan lengan, tangan dan jari yang terkoordinir dengan baik. Meskipun demikian, pada saat baru dilahirkan,bayi masih mengalami kesulitan dalam mengontrol keterampilan motorik halusnya.
Sebagaimana telah disinggung di atas, bayi yang baru lahir dengan serta merta akan meraih dan menggenggam objek-objek yang dapat mereka lihat di hadapannya. Tetapi, seperti yang mungkin kita perkirakannya, mereka sering gagal untuk genggenggam objek-objek tersebut.Mereka sering menyentuh dengan objek-objek tersebut, tetapi gagal untuk memasukkan kedalam genggamannya. Keterampilan-keterampilan sederhana, seperti menjangkau dan menggenggam ini muncul pada usia sekitar 4 atau 5 bulan dan selama 2 tahun pertama kehidupan bayi keterampilan tersebut semakin baik. Misalnya, pada mulanya bayi hanya memperlihatkan gerakan yang sederhana pada bahu dan siku, tetapi kemudian memperlihatkan gerakan pada pergelengan tangan, memutar tangan, dan melakukan koordinasi antara ibu jari dan jari telunjuk.Misalnya, pada tahun kedua kelahirannya, kebanyakkan bayi sudah dapat membalik satu persatu halaman-halam dalam sebuah buku gambar yang besar (Saifert & Hoffnung, 1994; Santrock, 1998).

E.     Perkembangan Sensor
Bayi yang baru lahir telah dilengkapi dengan peralatan yang dirancang sedimikian rupanuntuk mengumpulkan informasi. Alat-alat yang berfungsi untuk menangkap inilah yang disebut indra (sense) atau sistem sensorik. Jadi, semua informasi yang datang kepada bayi adalah melalui indra. Tanpa penglihatan, pendengaran, sentuhan, kecapan, penciuman, dan indra lain, otak bayi akan terkucil dari dunia, bayi akan hidup dalam kebisuan, kegelapan, tanpa rasa, tanpa warna, dan kehampaan yang kekal.
Dengan demikian, indra-indra berfungsi mendeteksi, mentransduksi, dan meneruskan semua informasi yang datang padanya. Setiap indra mempunyai satu unsur deteksi yang disebut sebagai resptor (penerima), yaitu satu sel yang secara khusus hanya memberikan respon terhadap jenis rangsangan yang tertentu saja (Davidoff, 1988). Sensasi (pengindraan) terjadi ketika sekumpulan mata, telinga, lidah, hidung, dan kulit. Sensasi pendengaran, misalnya, terjadi ketika gelombang udara yang bergetar dikumpulkan oleh telinga bagian luar dan ditransmisikan melalui tulang telinga bagian dalam ke saraf pendengaran. Sensasi ini kemudian disertai dengan pemberian makna, dan ilmiah yang disebut dengan persepsi. (Schneirla, 1957)
1.      Pengecapan
Bayi yang baru lahir juga telah memiliki kepekaan terhadap rasa. Hal ini terbukti dengan jelas bahwa bayi lebih menyukai rasa manis dan mereka akan menghisap puting susu tiruan (dot) lebih kuat dan cepat ketika mengeluarkan air gula dibanding ketika dot itu mengeluarkan air biasa atau air tawar (Mistretta & Bradley, 1985). Menurut hasil penilitian lain, bayi-bayi yang baru lahir memperlihatkan suatu ekspresi, seperti senyum, setelah diberi sesuatu larutan manis. Sebaliknya, mereka akan merengutkan lidahnya setelah diberi suatu larutan asam (Steiner, 1979 dalam Santrock, 1995). Riset terbaru yang dilakukan dengan mengguakan rekaman video tentang ekspresi wajah sebagai respons atas pengecapan, menyatakan bahwa bayi baru lahir dapat membedakan antara semua rasa, manis, asam, asin, dan pahit (Rosenstein & Oster, 1998).
2.      Penciuman
Bayi yang baru lahir juga telah memiliki reaksi terhadap berbagai bau, baik bau harum maupun busuk. Bau cuka atau amoniak misalnya, membuat wajah bayi 1 minggu meringis dan megalihkan kepalanya. Merekapun dapat menemukan arah umum dari bau yang tidak enak. Bayi yang baru lahir juga dapat mengenali bau payudara ibu mereka. Dalam suatu penelitian, bayi-bayi yang minum ASI memperlihatkan suatu keinginan yang jelas atas bau kain pelapis payudara ibu mereka ketika mereka berusia 6 hari. Tetapi ketika mereka berusia 2 hari, mereka tidak memperlihatkan keinginan ini. Hal ini menunjukan bahwa bayi memerlukan beberapa hari untuk menyadari bau tersebut (Santrock, 1995).
3.      Pendengaran
Segera setelah kelahirannya, bayi dapat mendengar, sekalipun tidak sebaik pendengaran orang dewasa. Namun pendengaran bayi ini akan berkembang, sehingga ia akan memperlihatkan kemampuan melokalisasi sumber suara dan membedakan keras atau lunaknya serta durasi suara melalui respon yang berbeda. Brody, Zelazo, &Chaika (1984) menemukan bahwa tiga hari setelah kelahiran, bayi telah dapat membedakan antara suara-suara yang telah didengar sebelumnya. Bayi yang baru lahir juga terlihat merespons secara selektif terhadap ucapan orang dewasa. Menurut Hutt, et. All., (1968), respons selektif bayi yang baru lahir terhadap ucapan manusia memiliki arti penting bagi kelangsungan hidupnya, sebab ia menjadi bagian yang vital dalam perkembangan hubungan kasih sayang antara orang tua dan anak. Hasil penelitian Muir & Field (1979) jugan menunjukan bahwa sebagian besar bayi akan memutar kepalanya sekitar 90’ ke arah sumber datangnya suara. Bayi juga mampu memperlihatkan respons yang berbeda  atas suara yang berbeda, serta kelihatan lebih sensitif terhadap suara manusia yang normal.
4.      Penglihatan
Secara psikologis dan anatomis, bayi yang baru lahir telah memiliki kesiapan untuk merespon secara diferensial berbagai aspek penglihatannya ( Reese & lipsitt, 1970 ). Mekipun telah memiliki kemampun untuk merespon lingkungan visual, namun smpai sekarang sedikit orang yang memahami seberapa banyak bayi benar-benar dapat melihat (Hetherington & Parke, 1979).
Penelitian mengenai penglihatan bayi yang sekarang ini dilakukan secara luas, dirangsang oleh studi yang dipelopori oleh Fantz (1963). Dari studi yang dilakukan oleh Frantz ini, dapat ditarik kesimpulan bahwa : pertama, bayi yang baru lahir telah mampu membuat diskriminasi visual secara baik. Kedua, byayi merespon secara selektif berbagai stimulus visual, misalnya bayi lenih senang melihat wajah, potongan benda yang dicetak, dan sebagainya daripada melihat warna merah, kuning atau putih (Johnson & Medinnus, 1974).
Meskipun bayi yang baru lahir telah mampu membuat diskriminasi dan menyeleksi berbagai stimulus visual, namun ketajaman visualnya, yaitu kemampuan untuk mendeteksi bagian-bagian secara terpisah dari target penglihatan, belum berkembang secara utuh. Kalau menggunakan bahgan Snellen (sebuah bagan yang sering digunakan untuk menguji mata), maka ketajaman visual bayi dibawah 1 bulan berkisar antara 20/200 hingga 20/600. Hal ini berati bahwa ketajaman penglihatan bayi berkisar antara 10 hingga 30 kali lebih rendah daripada penglihatan orang dewasa normal (20/20). Kemampuan ini terus meningkat dengan cepat sepanjang tahun pertama dan sejak 6 bulan hingga 1 tahun, ketajaman visual bayi tampak mendekati penglihatan orang dewasa normal, bahkan lebih baik, yakni menjadi 20/100 (Santrock, 1995).

F.     Perkembangan Otak
Pada waktu bayi masih berada dalam kandungan ibunya, badannya telah membentuk sekitar 1.5 milyar sel-sel saraf per menit. Jadi, pada saat dilahirkan, bayi kemungkinan telah memiliki semua sel-sel otak yang akan dimiliki sepanjang hidupnya. Akan tetapi, sel-sel otak yang akan dimiliki sepanjang hidupnya. Akan tetapi, sel-sel otak tersebut belum matang dan jaringan urat saraf masih lemah. Oleh sebab itu, segera setelah lahir hingga usai 2 tahun, sel-sel otak yang belum matang dan jaringan urat saraf yang masih lemah itu terus bertumbuh dengan cepat dan dramatis mencapai kematnagn, seiring dengan pertumbuhan fisilnya. Pada saat lahir, berat otak bayi sperdelapan dari berat totalnya atau sekitar 25% dari berat otak dewasanya, maka pada ulangtahun kedua otak bayi sudah mencapai kira-kira 75%dari otak dewasanya (Myer, 1996; Zigler & Stevenson, 1993).


 
DAFTAR PUSTAKA

Brody, L. Zelazo, P & Chaika, H. 1984. “Habituation Dishabituation to Speech in the Neonate”. Developmental Psychology. 20:114-119.

Desmita. 2012. Psikologi Perkembangan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Hurlock, Elizabeth B.1980. Psikologi Perkembangan Suatu Pendekatan Sepanjang Kehidupan. Jakarta: Erlangga.

Hetherington, E. Mavis dan Ross D. Parke. 1979. Child Psychology : A Contemporary Viewpoint. New York:McGrew-Hill.

Johnson, R.C. & Medinnus, G.R. 1974. Child Psychology Behavior and Development. Canada:Wiley.

Mar’at, Samsunuwiyati. 2006. Psikologi Perkembangan. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Mistretta, C & Bradley, R. 1985. “Development of the Sense of Teste”. Dalam E. Blass (Ed). Handbook of Behavioral Neurobiology. New york: Plenum Press.

Muir,D. & Field. J. 1979. “Newborn Infants Orient to Sounds”.Child Development hal 431-436.
Myers, David G. 1996. Exploring Psychology. New York:Worth Publishers.

Rosentein, D & Oster, H. 1988. “Differential Facial Responses to Four Basic Tastes in New-Borns”. Child Development. 59:1555-1568.

Seifert, K.L. dan Hoffnung, R.J. 1994. Child and Adolescent Development. Boston: Hughton Mifflin Company.

Santrock, Johm W. 1998. Child Development (8th ed). Boston: Massachusetts, dsb: McGraw Hill Companies.

          1995. Life-Span Development (5th ed). Medison:Wm.C.Brown dan Bencmark, Inc.

Zigler, Edward F. Dan Stevenson, Matia Finn. 1993. Children in a Changing World:Development and Social Issues. Chalifornia: Brooks/Cole Publishing Company, Pacific Grove.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar