Jumat, 11 Juli 2014

Tauhid, kedudukan dan Fungsi Tauhid

BAB I
PENDAHULUAN

1.      Latar Belakang
Tauhid merupakan sebuah konsep dalam aqidah islam yang menyatakan ke-Esaan Allah. Tauhid adalah mengesakan Allah atau mentauhidkan Allah. Banyak para ulama yang mendefinisikan pengertian tauhid berbeda, namun perbedaan itu hanyalah pada redaksi atau kalimat yang digunakan, sedangkan substansinya sama. Intinya menerangkan tentang ilmu yagn berhubungan dengan ketuhanan.
Ilmu tauhid merupakan sebuah disiplin ilmu islam yang amat dikenal baik oleh kalangan akademis ataupun oleh kalangan masyarakat. Hal itu terlihat dari keterlibatan  ilmu tersebut dalam menjelaskan berbagai maslah yang muncul di masyarakat. Karena keberhasilan dan kegagalan seseorang dalam kehidupannya sering kali dilihat dari sisi tauhid (teologi) . Hal itulah yang menjadikan ilmu ini menarik untuk dikaji, dan diketahui oleh setiap umat islam, sehingga bisa mengambil manfaat dari ilmu ini untuk mencapai sebuah tujuan hakiki dari kehidupan ini.
Selain itu dalam makalah ini akan dijelaskan pula manfaat serta keutamaan dan makna kalimat “ laa ilaha illa Allah “ . Dimana kebanyakan kita belum mengetahui kalimat yang satu ini memiliki keistimewaan yang luar biasa.

2.      Rumusan Masalah

Ø  Apa yang kita ketahui tentang tauhid ?
Ø  Bagaimana kedudukan dan fungsi tauhid ?
Ø  Bagaimana makna dari kalimat “ Laa illaha ilaa allah “ ?


3.      Tujuan

v  Untuk mengetahui pengertian dari tauhid.
v  Untuk mengetahui kedudukan tauhid dan fungsinya.
v  Untuk memahami makna kalimat “ Laa illaha ilaa allah “









BAB II
PEMBAHASAN

1.     Pengertian Ilmu Tauhid

            Perkataan tauhid berasal dari bahasa arab Wahhada – Yuhawwidu yang secara etimologis berarti ke-Esaan, sehingga istilah mentauhidkan berarti, “Mengesakan”. Sementara para ulama ada yang mendefinisikan tauhid berbeda, namun substansinya sama. Seperti Syekh Muhammad Abduh mengatakan bahwa Tauhid adalah suatu ilmu yang membahas tentang wujud Allah, sifat – sifat yang wajib tetap pada-Nya, sifat –sifat yang boleh disifatkan kepadaNya dan tentang sifat – sifat yang sama sekali wajib dilenyapkan dari padaNya. Juga membahas tentang rosul- rosul Allah, meyakinkan kerasulan mereka, apa yang boleh dihubungkan kepada mereka, dan apa yang terlarang menghubungkan kepada mereka “.
Sementara Prof.M.Thahir A.Muin memberikan definisi Tauhid adalah ilmu yang menyelidiki dan membahas soal yang wajib, mustahil dan jaiz bagi Alla dan bagi sekalian utusan –utusan Nya, juga mengupas dalil – dalil yang mungkin cocok dengan akal pikiran sebagai alat lunak untuk membuktikan adaNya zat yang mewujudkan.
            Disamping itu masih banyak definisi lain yang dikemukakan para ahli tentang ilmu tauhid tersebut.Akan tetapi dari definisi – definisi tersebut kita bisa mengambil kesimpulan bahwa ilmu tauhid adalah ilmu yang berhubungan dengan masalah ketuhanan (Allah) , rosul atau nabi dan masalah yang berkaitan dengannya.
Tauhid, yaitu seorang hamba meyakini bahwa Allah Subhanahu wa Ta’ala adalah Esa, tidak ada sekutu bagi-Nya dalam rububiyah (ketuhanan), uluhiyah (ibadah), Asma` dan Sifat-Nya.
Urgensi Tauhid: Seorang hamba meyakini dan mengakui bahwa Allah Subhanahu wa Ta’ala semata, Rabb (Tuhan) segala sesuatu dan rajanya. Sesungguhnya hanya Dia yang Maha Pencipta, Maha Pengatur alam semesta. Hanya Dia lah yang berhak disembah, tiada sekutu bagiNya. Dan setiap yang disembah selain-Nya adalah batil. Sesungguhnya Dia Subhanahu wa Ta’ala bersifat dengan segala sifat kesempurnaan, Maha Suci dari segala aib dan kekurangan. Dia Subhanahu wa Ta’ala mempunyai nama-nama yang indah dan sifat-sifat yang tinggi.
 Firman Allah Subhanahu wa Ta’ala :
Dan Kami tidak mengutus seorang rasul sebelum kamu, melainkan Kami wahyukan kepadanya:”Bahwasanya tidak ada Ilah (yang hak) melainkan Aku, maka sembahlah olehmu sekalian akan Aku”. (QS. Al-Anbiya` :25)


Firman Allah Subhanahu wa Ta’ala:
Dan sesungguhnya Kami telah mengutus rasul pada tiap-tiap umat (untuk menyerukan): “Sembahlah Allah Subhanahu wa Ta’ala (saja), dan jauhilah Thaghut itu”,  (QS. An-Nahl :36)
2.     Hakikat Tauhid

Tauhid merupakan kewajiban utama dan pertama yang diperintahkan Alloh kepada setiap hamba-Nya. Namun, sangat disayangkan kebanyakan kaum muslimin pada zaman sekarang ini tidak mengerti hakekat dan kedudukan tauhid. Padahal tauhid inilah yang merupakan dasar agama kita yang mulia ini. Oleh karena itu sangatlah urgen bagi kita kaum muslimin untuk mengerti hakekat dan kedudukan tauhid. Hakekat tauhid adalah mengesakan Alloh. Bentuk pengesaan ini terbagi menjadi tiga, berikut penjelasannya.

v  Mengesakan Alloh dalam Rububiyah-Nya

Maksudnya adalah kita meyakini keesaan Alloh dalam perbuatan-perbuatan yang hanya dapat dilakukan oleh Alloh, seperti mencipta dan mengatur seluruh alam semesta beserta isinya, memberi rezeki, memberikan manfaat, menolak mudharat dan lainnya yang merupakan kekhususan bagi Alloh. Hal yang seperti ini diakui oleh seluruh manusia, tidak ada seorang pun yang mengingkarinya. Orang-orang yang mengingkari hal ini, seperti kaum atheis, pada kenyataannya mereka menampakkan keingkarannya hanya karena kesombongan mereka. Padahal, jauh di dalam lubuk hati mereka, mereka mengakui bahwa tidaklah alam semesta ini terjadi kecuali ada yang membuat dan mengaturnya. Mereka hanyalah membohongi kata hati mereka sendiri. Hal ini sebagaimana firman Alloh Apakah mereka diciptakan tanpa sesuatu pun ataukah mereka yang menciptakan? Ataukah mereka telah menciptakan langit dan bumi itu? Sebenarnya mereka tidak mengetahui apa yang mereka katakan(Ath-Thur: 35-36)

Namun pengakuan seseorang terhadap Tauhid Rububiyah ini tidaklah menjadikan seseorang beragama Islam karena sesungguhnya orang-orang musyrikin Quraisy yang diperangi Rosululloh mengakui dan meyakini jenis tauhid ini. Sebagaimana firman Alloh, “Katakanlah: ‘Siapakah Yang memiliki langit yang tujuh dan Yang memiliki ‘Arsy yang besar?’ Mereka akan menjawab: ‘Kepunyaan Alloh.’ Katakanlah: ‘Maka apakah kamu tidak bertakwa?’ Katakanlah: ‘Siapakah yang di tangan-Nya berada kekuasaan atas segala sesuatu sedang Dia melindungi, tetapi tidak ada yang dapat dilindungi dari -Nya, jika kamu mengetahui?’ Mereka akan menjawab: ‘Kepunyaan Alloh.’ Katakanlah: ‘Maka dari jalan manakah kamu ditipu?’” (Al-Mu’minun: 86-89). Dan yang amat sangat menyedihkan adalah kebanyakan kaum muslimin di zaman sekarang menganggap bahwa seseorang sudah dikatakan beragama Islam jika telah memiliki keyakinan seperti ini. Wallohul musta’an.

v  Mengesakan Alloh Dalam Uluhiyah-Nya
Maksudnya adalah kita mengesakan Alloh dalam segala macam ibadah yang kita lakukan. Seperti shalat, doa, nadzar, menyembelih, tawakkal, taubat, harap, cinta, takut dan berbagai macam ibadah lainnya. Dimana kita harus memaksudkan tujuan dari kesemua ibadah itu hanya kepada Alloh semata. Tauhid inilah yang merupakan inti dakwah para rosul dan merupakan tauhid yang diingkari oleh kaum musyrikin Quraisy. Hal ini sebagaimana yang difirmankan Alloh mengenai perkataan mereka itu “Mengapa ia menjadikan sesembahan-sesembahan itu Sesembahan Yang Satu saja? Sesungguhnya ini benar-benar suatu hal yang sangat mengherankan.” (Shaad: 5). Dalam ayat ini kaum musyrikin Quraisy mengingkari jika tujuan dari berbagai macam ibadah hanya ditujukan untuk Alloh semata. Oleh karena pengingkaran inilah maka mereka dikafirkan oleh Alloh dan Rosul-Nya walaupun mereka mengakui bahwa Alloh adalah satu-satunya Pencipta alam semesta.

v  Mengesakan Alloh Dalam Nama dan Sifat-Nya
Maksudnya adalah kita beriman kepada nama-nama dan sifat-sifat Alloh yang diterangkan dalam Al-Qur’an dan Sunnah Rosululloh. Dan kita juga meyakini bahwa hanya Alloh-lah yang pantas untuk memiliki nama-nama terindah yang disebutkan di Al-Qur’an dan Hadits tersebut (yang dikenal dengan Asmaul Husna). Sebagaimana firman-Nya “Dialah Alloh Yang Menciptakan, Yang Mengadakan, Yang Membentuk Rupa, hanya bagi Dialah Asmaaul Husna.” (Al-Hasyr: 24)
Seseorang baru dapat dikatakan seorang muslim yang tulen jika telah mengesakan Alloh dan tidak berbuat syirik dalam ketiga hal tersebut di atas. Barangsiapa yang menyekutukan Alloh (berbuat syirik) dalam salah satu saja dari ketiga hal tersebut, maka dia bukan muslim tulen tetapi dia adalah seorang musyrik.
3.     Kedudukan Tauhid
Tauhid memiliki kedudukan yang sangat tinggi di dalam agama ini. Pada kesempatan kali ini kami akan membawakan tentang kedudukan Tauhid Uluhiyah (ibadah), karena hal inilah yang banyak sekali dilanggar oleh mereka-mereka yang mengaku diri mereka sebagai seorang muslim namun pada kenyataannya mereka menujukan sebagian bentuk ibadah mereka kepada selain Alloh, baik itu kepada wali, orang shaleh, nabi, malaikat, jin dan sebagainya.
Ø  Tauhid Adalah Tujuan Penciptaan Manusia
Alloh berfirman, “Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka menyembah kepada-Ku.” (Adz-Dzariyat: 56) maksud dari kata menyembah di ayat ini adalah mentauhidkan Alloh dalam segala macam bentuk ibadah sebagaimana telah dijelaskan oleh Ibnu Abbas rodhiyallohu ‘anhu, seorang sahabat dan ahli tafsir. Ayat ini dengan tegas menyatakan bahwa tujuan penciptaan jin dan manusia di dunia ini hanya untuk beribadah kepada Alloh saja. Tidaklah mereka diciptakan untuk menghabiskan waktu kalian untuk bermain-main dan bersenang-senang belaka. Sebagaimana firman Alloh “Dan tidaklah Kami ciptakan langit dan bumi dan segala yang ada di antara keduanya dengan bermain-main. Sekiranya Kami hendak membuat sesuatu permainan, tentulah Kami membuatnya dari sisi Kami. Jika Kami menghendaki berbuat demikian.” (Al Anbiya: 16-17). “Maka apakah kamu mengira, bahwa sesungguhnya Kami menciptakan kamu secara main-main, dan bahwa kamu tidak akan dikembalikan kepada Kami?” (Al-Mu’minun: 115)
Ø  Tauhid Adalah Tujuan Diutusnya Para Rosul
Alloh berfirman, “Dan sungguh Kami telah mengutus rosul pada tiap-tiap umat (untuk menyerukan): ‘Sembahlah Alloh, dan jauhilah Thaghut itu’.” (An-Nahl: 36). Makna dari ayat ini adalah bahwa para Rosul mulai dari Nabi Nuh sampai Nabi terakhir Nabi kita Muhammad shollallohu alaihi wa sallam diutus oleh Alloh untuk mengajak kaumnya untuk beribadah hanya kepada Alloh semata dan tidak memepersekutukanNya dengan sesuatu apapun. Maka pertanyaan bagi kita sekarang adalah “Sudahkah kita memenuhi seruan Rosul kita Muhammad shollallohu alaihi wa sallam untuk beribadah hanya kepada Alloh semata? ataukah kita bersikap acuh tak acuh terhadap seruan Rosululloh ini?” Tanyakanlah hal ini pada masing-masing kita dan jujurlah…
Ø  Tauhid Merupakan Perintah Alloh yang Paling Utama dan Pertama
Alloh berfirman, “Sembahlah Alloh dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan sesuatu pun. Dan berbuat baiklah kepada dua orang ibu-bapa, karib-kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin, tetangga yang dekat dan tetangga yang jauh, dan teman sejawat, ibnu sabil dan hamba sahayamu. Sesungguhnya Alloh tidak menyukai orang-orang yang sombong dan membangga-banggakan diri.” (An-Nisa: 36). Dalam ayat ini Alloh menyebutkan hal-hal yang Dia perintahkan. Dan hal pertama yang Dia perintahkan adalah untuk menyembahNya dan tidak menyekutukanNya. Perintah ini didahulukan daripada berbuat baik kepada orang tua serta manusia-manusia pada umumnya. Maka sangatlah aneh jika seseorang bersikap sangat baik terhadap sesama manusia, namun dia banyak menyepelekan hak-hak Tuhannya terutama hak beribadah hanya kepada Alloh semata.





4.     Keutamaan “ Kalimat Laa Ilaha illallah ”
            Ibnu Rajab dalam kalimatul ikhlas mengatakan, “ Kalimat tauhid (laa ilaha illallah) memiliki keutamaan yang sangat agung yang tidak mungkin bisa dihitung “. Lalu beliau rahimahullah menyebutkan beberapa keutamaan kalimat yang mulia ini. Di antara yang beliau sebutkan :

a)      Kalimat ‘laa ilaha illallah’ merupakan harga surga
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam mendengar muadzin mengucapkan ‘ Asyhadu ‘alla ilaha illallah. Lalu beliau mengatakan kepada muadzin tadi
Engkau terbebas dari neraka”.( H.R.Muslim no 876)
Nabi shallallahu alaihi wa sallam juga bersabda,
“ Barang siapa yang akhir perkataanya sebelum meninggal dunia adalah ‘laa ilaha illallah’, maka dia akan masuk surga ” ( HR Abu Daud.Dikatakan sohih oleh syekh Al Albani dalam Misykatul Mashobih no 1621 ).

b)     Kalimat “ Laa ilaha illallah “ adalah kebaikan yang paling utama
Abu Dzar berkata :
“ Katakanlah padaku wahai rosulullah, ajarilah aku amalan yang dapat mendekatkanku pada syurga dan menjauhkan ku pada neraka.”Nabi shalallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “ Apabila engkau melakukan kejelekan ( dosa ) , maka lakukanlah kebaikan karena dengan melakukan kebaikan itu engkau akan mendapatkan sepuluh yang semisal.” Lalu Abu Dzar berkata lagi, “ Wahai rasulullah, apakah laa ilaha ilallah merupakan kebaikan ? “ Nabi shalallahu alaihi wa sallam bersabda , “ Kalimat itu ( laa ilaha ilallah) merupakan kebaikan yang paling utama. Kalimat itu dapat menghapus dosa dan kesalahan.”

c)      Kalimat “ laa ilaha ilallah “ adalah dzikir yang paling utama
Hal ini sebagaimana terdapat pada hadist yang disandarkan kepada nabi shalallah alaihi wa sallam, “ Dzikir yang paling utama adalah bacaan “laa ilaha ilallah”.

d)     Kalimat “laa ilaha ilallah” adalah amal yang paling utama, paling banyak ganjarannya, menyamai pahala memerdekakan budak dan merupakan pelindung dari gangguan setan.
Sebagaimana dalam shohihain dari Abu Hurairoh r.a dari Nabi shalallahu alaihi wa sallam, beliau bersabda:
“ Barang siapa mengucapkan “laa ilaha illallah wahdau laa syarika lah, lahul mulku wa lahul hamdu wa huwa ‘ala kulli syay’in qodiir” (Tiada sembahan yang berhak disembah dengan benar kecuali Allah, tiada sekutu bagiNya, milikNya kerajaan dan segala pujian. Dialah yang Maha Kuasa atas segala sesuatu) dalam sehari sebanyak 100 kali, maka baginya sama dengan sepuluh budak ( yg dimemerdekakan ) , dicatat baginya 100 kebaikan, dihapus darinya 100 kejelekan, dan dia akan terlindung dari setan pada siang hingga sore harinya, serta tidak ada yang lebih utama darinya kecuali orang yang membacanya lebih banyak dari itu.” ( HR Bukhari dan HR Muslim)

e)      Kalimat “ laa ilaha ilallah “ adalah kunci syurga, orang yang mengucapkannya bisa masuk syurga lewat pintu yang dia suka.
Dari ‘ Ubadah bin shomit r.a, Nabi shalallahu alaihi wa sallam bersabda,
“ Barang siapa mengucapkan ‘ saya bersaksi bahwa tiada sesembahan yang wajib di sembah dengan benar kecuali Allah semata, tiada sekutu bagiNya, Muhammad adalah hambaNya dan utusanNya dan bersaksi bahwa ‘isa adalah hamba allah dari anak hambaNya dan KalimatNya yang disampaikan kepada Maryam serta Ruh dariNya, dan bersaksi pula bahwa syurga adalah benar adanya dan neraka pun benar adanya, maka Allah pasti akan memasukkannya ke dalam syurga dari 8 pintu syurga mana saja yang dia kehendaki,” (HR. Muslim).

Inilah sebagian diantara keutamaan kalimat syahadat Laa ilaha ilallah dan masih banyak lagi keutamaan lainnya.



















Tidak ada komentar:

Posting Komentar