Senin, 29 Desember 2014

Perkembangan Fisik Masa Remaja




PSIKOLOGI PERKEMBANGAN
PERKEMBANGAN FISIK MASA REMAJA




BAB II
PEMBAHASAN

A.    Pengertian Psikologi Perkembangan
Psikologi perkembangan merupakan ilmu yang mempelajari karakteristik setiap fase-fase perkembangan. Psikologi perkembangan merupakan cabang dari psikologi yang mempelajari proses perkembangan individu, baik sebelum maupun setelah kelahiran berikut kematangan perilaku (J.P. Chaplin, 1979 dalam Yudrik Jahja (2011:219). Menurut Linda L. Davidoff, 1991 dalam Desmita (2009:3), psikologi perkembangan adalah cabang psikologi yang mempelajari perubahan dan perkembangan struktur jasmani, perilaku dan fungsi mental manusia, yang biasanya dimulai sejak terbentuknya makhluk itu melalui pembuahan hingga menjelang mati. Menurut Richard M. Lerner, 1976 dalam Desmita (2009:3), psikologi perkembangan sebagai pengetahuan yang mempelajari persamaan dan perbedaan fungsi-fungsi psikologi sepanjang hidup.
Jadi psikologi perkembangan adalah cabang dari psikologi yang mempelajari secara sistematis perkembangan perilaku manusia secara ontogenetik, yaitu mempelajari proses-proses yang mendasariperubahan-perubahan yang terjadi di dalam diri, baik perubahan dalam struktur jasmani, perilaku, maupun fungsi mental manusia sepanjang rentang hidupnya (life-span), yang biasanya di mulai sejak konsepsi hingga menjelang mati.

B.     Makna Remaja
Kata “remaja” berasal dari bahasa latin yaitu Adolescene yang berarti To Grow Maturity (Golinko, 1984 dalam Yudrik Jahja (2011:219). Di negara-negara Barat, istilah remaja dikenal dengan “Adolescence” yang berasal dari kata dalam bahasa latin “Adolescere” (kata bendanya Adolescentia = remaja), yang berarti tumbuh menjadi dewasa atau dalam perkembangan menjadi dewasa.
Menurut Adams dan Gullota dalam Yudrik Jahja (2011:220), masa remaja meliputi usia antara 11-20 tahun. Adapun Hurlock, 1990 dalam Yudrik Jahja (2011:220), membagi masa remaja menjadi masa remaja awal (13-16 tahun) dan masa remaja akhir (16/17- 18 tahun). Masa remaja awal dan akhir dibedakan oleh Hurlock karena pada masa remaja akhir individu telah mencapai transisi perkembangan yang lebih mendekati masa dewasa.
Batasan usia remaja yang umum digunakan oleh para ahli adalah antara 12 hingga 21 tahun. Rentang waktu usia remaja ini biasanya dibedakan atas tiga, yaitu 12-15 tahun (masa remaja awal), 15-18 tahun (Masa remaja pertengahan), dan 18-21 tahun (Masa remaja Akhir). Tetapi, Monks, Knoers & Haditono, (2001) dalam Desmita (2009:190) membedakan masa remaja atas empat bagian, yaitu: Masa Pra-Remaja atau Pra-Pubertas (10-12 tahun), Masa Remaja Awal atau Pubertas (12-15 tahun), Masa Remaja Pertengahan (15-18 tahun) dan Masa remaja Akhir (18-21 tahun). Remaja awal hingga remaja akhir istilah yang disebut masa adolesen.

C.    Perkembangan Fisik
Perkembangan fisik adalah perubahan-perubahan pada tubuh, otak, kapasitas sensoris, dan keterampilan motorik menurut Papalia & Olds, 2001 dalam Yudrik Jahja, 2011:231).
Perubahan-perubahan fisik merupakan gejala primer dalam pertumbuhan masa remaja, yang berdampak terhadap perubahan-perubahan psikologis (Sarwono, 1994 dalam Desmita (2009:190). Pada mulanya, tanda-tanda perubahan fisik dari masa remaja terjadi dalam konteks pubertas. Dalam konteks ini, kematangan organ-organ seks dan kemampuan reproduktif bertumbuh dengan cepat. Baik anak laki-laki maupun anak perempuan mengalami pertumbuhan fisik yang cepat, yang disebut “Growth Spurt” (percepatan pertumbuhan), dimana terjadi perubahan dan percepatan pertumbuhan di seluruh bagian dan dimensi badan (Zigler &Stevenson, 1993 dalam Desmita (2009:190)). Pertumbuhan cepat bagi anak perempuan  terjadi 2 tahun lebih awal dari anak laki-laki. Umumnya anak perempuan mulai mengalami pertumbuhan cepat pada usia 10,5 tahun dan anak laki-laki pada usia 12,5 tahun. Bagi kedua jenis kelamin, pertumbuhan cepat ini berlangsung selama kira-kira 2 tahun (Diamond &Diamond, 1986 dalam Desmita (2009:190).
Menurut Zigler & Stevenson, 1993 dalam Desmita (2009:190), secara garis besarnya perubahan-perubahan tersebut dapat dikelompokan dalam dua kategori, yaitu perubahan-perubahan yang berhubungan dengan pertumbuhan fisik dan perubahan-perubahan yang berhubungan dengan perkembangan karakteristik seksual. Berikut ini akan dijelaskan beberapa dimensi perubahan fisik yang terjadi selama masa remaja tersebut.
1.      Perubahan Dalam Tinggi dan Berat
Tinggi rata-rata anak laki-laki dan perempuan pada usia 12 tahun adalah sekitar 59 atau 60 inci. Tetapi, pada usia 18 tahun, tinggi rata-rata remaja laki-laki adalah 69 inci. Tingkat pertumbuhan tertinggi terjadi pada usia sekitar 11 atau 12 untuk anak perempuan dan 2 tahun kemudian untuk anak laki-laki. Dalam tahun itu, tinggi kebanyakan anak perempuan bertambah sekitar 3 inci dan tinggi kebanyakan anak lelaki bertambah lebih dari 4 inci (Zigler & Stevenson, 1993 dalam Desmita, 2009:191).
Ada pun faktor penyebab laki-laki rata-rata lebih tinggi dari pada perempuan adalah karena laki-laki memulai percepatan pertumbuhan mereka 2 tahun lebih lambat dibanding dengan anak perempuan. Dengan demikian, mereka mengalami penambahan pertumbuhan selama 2 tahun pada masa anak-anak. Tinggi rata-rata anak perempuan pada saat ia memulai percepatan pertumbuhan adalah sekitar 54 atau 55 inci, sedangkan tinggi rata-rata anak laki-laki adalah sekitar 59 atau 60 inci. Karena penambahan tinggi anak laki-laki  dan anak perempuan selama masa remaja sekitar 9 atau 10 inci dan setelah itu pertumbuhan relatif sedikit, maka perempuan pada akhirnya lebih pendek dibanding dengan rata-rata pria (Seifert & Hoffnung, 1994 dalam Desmita, 2009:191).
Percepatan pertumbuhan badan juga terjadi dalam penambahan berat badan, yakni sekitar 13 kg bagi anak laki-laki dan 10 kg bagi anak perempuan (Malina, 1990 dalam Desmita, 2009:191). Meskipun berat badan juga mengalami peningkatan selama masa remaja, namun ia lebh mudah di pengaruhi, seperti mulai diet, latihan, dan gaya hidup pada umumnya. Oleh karena itu, perubahan berat lebih sedikit dapat diramalkan dibandingkan dengan tinggi.



2.      Perubahan dalam Porsi Tubuh
Seiring dengan pertambahan berat badan, percepatan pertumbuhan selama masa remaja juga terjadi pada proporsi tubuh. Bagian-bagian tubuh tertentu yang sebelumnya terlalu kecil, pada masa remaja menjadi terlalu besar. Hal ini terlihat jelas pada pertumbuhan tangan dan kaki, yang sering terjadi tidak proporsional. Perubahan proporsi tubuh tidak seimbang ini menyebabkan remaja merasa kaku dan canggung, serta khawatir bahwa badannya tidak akan pernah serasi dengan tangan dankakinya.
Perubahan-perubahan dalam proporsi tubuh selama masa remaja, juga terlihat pada perubahan ciri-ciri wajah, di mana wajah anak-anak mulai menghilang, seperti dahi yang semula sempit sekarang menjadi lebih luas, mulut melebar, dan bibir menjadi lebih penuh. Di samping itu, dalam perubahan struktur kerangka, terjadi percepatan pertumbuhan otot, sehingga mengakibatkan terjadinya pengurangan julah lemak dalam tubuh. Perkembangan otot dari kedua jenis kelamin tejadi dengan cepat ketika tinggi meningkat. Akan tetapi, perkembangan otot anak laki-laki lebih cepat, dan mereka memiliki lebih banyak jaringan otot, sehingga anak laki-laki lebih kuat dari anak perempuan.
3.      Perubahan Pubertas
Pubertas (Puberty) ialah suatu periode di mana kematangan kerangka dan seksual terjadi dengan pesat terutama pada masa awal remaja. Kematangan seksual merupakan suatu rangkaian dari perubahan-perubahan yang terjadi pada masa remaja, yang ditandai dengan perubahan pada ciri-ciri seks primer (Primary sex Characteristics) dan ciri-ciri seks sekunder (Secondary Sex Characteristics). Meskipun perkembangan ini biasanya mengikuti suatu urutan tertentu, namun ururtan dari kematangan seksual tidak sama pada setiap anak, dan terdapat perbedaan individual dalam umur dari Perubahan-perubahan tesebut.



4.      Perubahan Ciri-ciri Seks Primer (Primary Sex Characteristics)
Ciri-ciri seks primer menunjuk pada organ tubuh yang secara langsung berhubungan dengan proses reproduksi. Ciri-ciri seks primer ini berbeda antara laki-laki dengan anak perempuan. Bagi anak laki-laki, ciri-ciri seks primer yang sangat ditunjukan dengan pertumbuhan yang cepat dari batang kemaluan (penis) dan kantung kemaluan (Scrotum), yang mulai terjadi pada usia sekitar 12 tahun dan berlangsung sekitar 5 tahununtuk penis dan 7 tahun untuk skrotum (Seifert & Hoffnung, 1994 dalam Desmita, 2009:192). Pada skrotum, terdapat dua buah testis (buah pelir) yang tergantung di bawah penis. Testis ini sebenarnya telah ada sejak kelahiran, namun baru sekitar 10% dari ukuran matang. Testis mencapai kematangan penuh pada usia 20 tahun atau 21 tahun, yang mula-mula terlihat pada peningkatan panjang penis, yang secara berangsur-angsur bertambah besar.
Perubahan-perubahan pada ciri-ciri seks primer pada pria ini sangat dipengaruhi oleh hormon, terutama hormon perangsang yang diproduksi oleh kelenjar bawah otak (Pituitary Gland). Hormon prangsang pria ini merangsang testis, sehingga testis menghasilkan Hormon Testosteron dan Androgen serta Spermatozoa (Sarwono, 1994 dalam Desmita, 2009:193). Sprema yaang dihasilkan dalam testis selama masa remaja ini, memungkinkan untuk mengadakan reproduksi untuk pertama kalinya. Karena itu, kadang-kadang sekitar usia 12 tahun, anak laki-laki kemungkinan untuk mengalami penyemburan air mani (Ejaculation of Semen) mereka yang pertama atau yang dikenal dengan “Mimpi Basah”.
Sementara itu, pada anak perempuan, perubahan ciri-ciri seks primer ditandai dengan munculnya periode menstruasi, yang disebut dengan Menarche, yaitu menstruasi yang pertama kali dialami oleh seorang gadis. Tejadinya menstruasi petama ini memberi petunjuk bahwa mekanisme reproduksi anak perempuan telah matang, sehingga memungkinkan mereka untuk mengandung dan melahirkan anak. Munculnya menstruasi pada perempuan ini sangat di pengaruhi oleh perkembangan indung telur (ovarium). Ovarium terletak dalam rongga perutwanita bagian bawah, di dekat uterus, yang berfungsi memproduksi sel-sel telur (ovum) dan hormon-hormon estrogen dan progeteron. Hormon progesteron bertugas untuk mematangkan dan mempersiapkan sel telur (ovum) sehingga siap untuk dibuahi. Sedangkan hormon estrogen adalah hormon yang mempengaruhi pertumbuhan sifat-sifat kewanitaan pada tubuh seseorang (pembesaran payudara dan pinggul, suara halus dan lain-lain). Hormon ini juga mengatur siklus haid (Sarwono, 1993 dalam Desmita, 2009:193).
Oleh sebab itu, menstruasi pertama pada seorang gadis didahului oleh sejumlah perubahan lain, yang meliputi pembesaran payudara, kemunculan rambut di sekitar daerah kelamin, pembesaran pinggul dan bahu. Selanjutnya, maka ovarium, uterus, vagina, labia, dan klitoris berkembang pesat (Malina, 1990 dalam Desmita, 2009:193).
5.      Perubahan Ciri-ciri Seks Sekunder
Ciri-ciri seks sekunder adalah tanda-tanda jasmaniah yang tidak langsung berhubungan dengan proses reproduksi, namun merupakan tanda-tanda yang membedakan antara laki-laki dan perempuan. Tanda-tanda jasmaniah ini muncul sebagai konsekuensi dari berfungsinya hormon-hormon yang disebutkan di atas. Di antara tanda-tanda jasmaniah yang telihat pada laki-laki adalah tumbuh kumis dan janggut, jakun, bahu, dan dada melebar, suara berat, tumbuh bulu di ketiak, dada, kaki dan lengan dan di sekitar kemaluan, serta otot-otot menjadi kuat. Sedangkan pada perempuan terlihat payudara dan pinggul yang membesar, suara menjadi halus, tumbuh bulu di ketiak dan di sekitar kemaluan.








BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
Psikologi perkembangan adalah cabang dari psikologi yang mempelajari secara sistematis perkembangan perilaku manusia secara ontogenetik, yaitu mempelajari proses-proses yang mendasariperubahan-perubahan yang terjadi di dalam diri, baik perubahan dalam struktur jasmani, perilaku, maupun fungsi mental manusia sepanjang rentang hidupnya (life-span), yang biasanya di mulai sejak konsepsi hingga menjelang mati.
Remaja dikenal dengan “Adolescence” yang berasal dari kata dalam bahasa latin “Adolescere” (kata bendanya Adolescentia = remaja), yang berarti tumbuh menjadi dewasa atau dalam perkembangan menjadi dewasa. Batasan usia remaja yang umum digunakan oleh para ahli adalah antara 12 hingga 21 tahun. Rentang waktu usia remaja ini biasanya dibedakan atas tiga, yaitu 12-15 tahun (masa remaja awal), 15-18 tahun (Masa remaja pertengahan), dan 18-21 tahun (Masa remaja Akhir).
Perkembangan fisik adalah perubahan-perubahan pada tubuh, otak, kapasitas sensoris, dan keterampilan motorik menurut Papalia & Olds, 2001 dalam Yudrik Jahja, 2011:231). Pada mulanya, tanda-tanda perubahan fisik dari masa remaja terjadi dalam konteks pubertas. Dalam konteks ini, kematangan organ-organ seks dan kemampuan reproduktif bertumbuh dengan cepat. Baik anak laki-laki maupun anak perempuan mengalami pertumbuhan fisik yang cepat, yang disebut “Growth Spurt” (percepatan pertumbuhan), dimana terjadi perubahan dan percepatan pertumbuhan di seluruh bagian dan dimensi badan (Zigler &Stevenson, 1993 dalam Desmita (2009:190)).







DAFTAR PUSTAKA

Adams, G.R. & Gullota, T. 1983. Adolescent of Experiences. California: Wadsworth, Inc, Belmont.

Chaplin, J.P. 2002. Dictionary of Psychology, terj. Kartini Kartono (cet. Ke-8). Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Davidoff, L.L. 1988. Introduction to Psychology. Terj. Mari Juniati. Jakarta: Erlangga.

Desmita. 2009. Psikologi Perkembangan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Diamond, M. & Diamond, G. “Adolescent Sexuality: Biosocial Aspects and Intervention Strategies”. From Journal of Social Work and Human Sexuality, 5, 3-13.

Hurlock, Elizabeth B. 1991. Psikologi Perkembangan Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang Kehidupan. Jakarta: Erlangga.

Jahja, Yudrik. 2011. Psikologi Perkembangan. Jakarta: Kencana, Prenada Media Group.

Lerner, Richard M. 1976. Concepts and Theories of Development. Reading: Addison-Wesley Publishing Company.

Lerner, Richard M. & Hultsch, David F. 1983. Human Development: A Life-Span Perspective.

Malina, R. 1990. Physical Growth and Performance During the Transitional Years. Dalam R. Montmayor, G. Adams, & T. Gullota, (eds). From Childhood to Adolescene: A Transition Period. New York: Russell Sage.

Sarwono, Sarlito Wirawan. 1994. Psikologi Remaja. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

          , 1986. Pengantar Umum Psikologi. Jakarta: Bulan Bintang.

          , 1992. Psikologi Lingkungan. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Seifert, K.L. & Hoffnung, R.J. 1994. Child and Adolescent Development. Boston: Houghton Mifflin Company.

Zigler, Edward F. & Stevenson. 1993. Children in a Changing World: Development and Social Issues. California: Books/ Cole Publishing Company, Pacific Grove.