Sabtu, 27 Desember 2014

Konsep Permainan Edukatif PAUD



PENDIDIKAN ANAK USIA DINI

“Konsep Pembuatan Alat Permainan Edukatif Sebagai Media Pembelajaran Anak Usia Dini”







A.    Latar Belakang
Dunia anak adalah dunia bermain. Dengan bermain, anak akan memperoleh pelajaran yang mengandung aspek perkembangan kognitif, sosial, emosi dan perkembangan fisik.. Bermain merupakan sarana untuk menggali pengalaman belajar yang sangat berguna untuk anak. Bermain juga dapat menjadi sarana untuk mengembangkan kreativitas dan daya cipta, karena bermain adalah sumber pengalaman dan uji coba.
Bermain, dari segi pendidikan adalah kegiatan permainan menggunakan alat permainan yang mendidik serta alat yang bisa merangsang perkembangan aspek kognitif, sosial, emosi, dan fisik yang dimiliki anak. Oleh karena itu, dari sudut pandang pendidikan bermain sangat membutuhkan alat permainan yang mendidik. Dan alat permainan yang mendidik inilah yang kita sebut dengan alat permainan edukatif (APE).
Dunia pendidikan tingkat kanak-kanak adalah sebuah dunia yang tidak terlepas dari bermain dan juga berbagai alat permainan anak-anak. Salah satu lembaga pendidikan yang berperan penting dalam proses pembelajaran dan peningkatan mutu dunia pendidikan kanak-kanak adalah Taman Kanak-Kanak yang disingkat menjadi TK. Sebagai sebuah taman tentu saja TK merupakan sebuah tempat belajar dan juga bermain kanak-kanak yang memiliki berbagai sarana dan pra sarana untuk mendukung terlaksanannya proses pembelajaran dengan baik dan berkualitas.
Secara umum banyak para penyelenggara pendidikan TK dan guru TK yang berpendapat bahwa memperoleh Alat Pendidikan Edukatif dengan cara membeli  adalah lebih mudah dan ekonomis. Namun jika para guru mau berkreasi dan berinovasi untuk menciptakan Alat Pendidikan Edukatif dari barang-barang bekas maka tentu saja akan lebih ekonomis lagi.
Banyak mainan sekarang ini yang semakin kreatif, mahal dan beraneka macam. Tentunya hal ini akan banyak membuat orang tua bingung. Banyak mainan yang dibuat oleh pabrik yang sebetulnya kurang berfaedah bagi anak-anak karena sebenarnya alat bermain hanyalah alat bantu saja bagi seorang anak dan bukan merupakan indikator mutlak untuk anak berkembang lebih baik. Jadi mahal dan murahnya alat mainan bukanlah merupakan indikator. Anak akan dapat bermain dengan manfaat yang besar apabila orang tua dapat mengetahui sisi kegunaannya mainan tersebut.
Alat bermain adalah segala macam sarana yang bisa merangsang aktifitas yang membuat anak senang. Sedangkan alat permainan edukatif yaitu alat bermain yang dapat meningkatkan fungsi menghibur dan fungsi mendidik. Artinya, alat permainan edukatif adalah sarana yang dapat merangsang aktivitas anak untuk mempelajari sesuatu tanpa anak menyadarinya, baik menggunakan teknologi modern maupun teknologi sederhana bahkan bersifat tradisional.
Kemudian dalam makalah ini, kami akan membahas tentang konsep dasar alat permainan edukatif(APE), ciri-ciri peralatan yang baik untuk si balita, prinsip-prinsip pokok APE dan arti penting APE.

B.     Rumusan Masalah
1.      Apa Konsep Dasar dalam Alat Permainan Edukatif ?
2.      Apa saja tujuan dari Alat Permainan Edukatif?
3.      Bagaimana Fungsi Alat Permainan Edukatif ?

C.    Tujuan
1.  Mengetahui dan memahami arti penting dalam alat permainan edukatif.
2.  Memahami dan menjelaskan tujuan dari alat permainan edukatif.
3.  Mengetahui fungsi dari alat permainan edukatif.






BAB II
PEMBAHASAN

A.    Pengertian Alat Permainan Edukatif
Alat permainan edukatif merupakan bagian yang terpisahkan dalam pembelajaran anak di TK. Ketersediaan alat permainan tersebut menunjang terselenggaranya pembelajaran anak secara efektif dan menyenangkan sehingga anak-anak dapat mengembangkan berbagai potensi yang dimilikinya secara optimal.
Menurut Mayke Sugianto dalam Novan Ardy Wiyani dan Barnawi (2012:149) mengemukakan bahwa alat permainan edukatif (APE) alat permainan yang sengaja dirancang secara khusus untuk kepentingan pendidikan. Menurut Badru Zaman (2007: 63) menyatakan bahwa APE untuk anak TK adalah alat permainan yang dirancang untuk tujuan meningkatkan aspek-aspek perkembangan anak TK. Adams (1975) berpendapat bahwa permainan edukatif adalah semua bentuk permainan yang dirancang untuk memberikan pengalaman pendidikan atau pengalaman belajar kepada para pemainnya, termasuk permainan tradisional dan moderen yang diberi muatan pendidikan dan pengajaran. Atas dasar pengertian itu, permainan yang dirancang untuk memberi informasi atau menanamkan sikap tertentu, misalnya untuk memupuk semangat kebersamaan dan kegotongroyongan, termasuk dalam kategori permainan edukatif karena permainan itu memberikan pengalaman belajar kognitif dan afektif (Adams, 1975). Dengan demikian, tidak menjadi soal apakah permainan itu merupakan permainan asli yang khusus dirancang untuk pendidikan ataukah permainan lama yang diberi nuansa atau dimanfaatkan untuk pendidikan.
Pengertian alat permainan edukatif tersebut menunjukan bahwa pada pada pengembangan dan pemanfaatannya tidak semua alat permainan yang digunakan anak di TK itu dirancang secara khusus untuk mengembangkan aspek-aspek perkembangan anak. Sebagai contoh, bola sepak yang dibuat dari plastik yang di beli langsung dari toko mainan. Dalam hal ukurannya, sering kali susah untuk dipegang secara nyaman oleh anak, jika mau saling melempar dengan teman-temannya, akan terasa sakit ditelapak tangan. Warnanya pun sering menggunakan satu warna saja sehingga tidak menarik bagi anak karena anak biasanya menyenangi benda- benda yang berwarna warni.
Tidak teralalu jauh berbeda dengan pengertian atau definisi alat permainan edukatif diatas, direktorat PAUD mendefinisikan alat permainan edukatif sebagai segala sesuatu yang dapat digunakan sebagai sarana atau peralatan untuk bermain yang mengandung nilai edukatif (pendidikan) dan dapat mengembangkan seluruh kemampuan anak.
Apabila kita menelah pengertian tersebut, tanpak rumusannya tidak terlalu jauh berbeda dengan pengertian sebelumnya. Kedua pengertian tersebut menggaris bawahi bahwa perbedaana antara alat permainan yang biasa dan alat permainan yang edukatif adalah bahwa pada alat permainan edukatif terdapat unsur perencanaan pembuatan secara mendalam dengan mempertimbangkan karakteristik anak dan mengaitkannya pada pengembangan berbagai aspek perkembangan anak. Sedangkan, alat permainan biasa dibuat dengan tujuan yang berbeda mungkin saja hanya dalam rangka memenuhi kepentingan bisnis semata tanpa adanya kajian secara mendalam tentang aspek-aspek perkembangan anak apa saja yang dapat dikembangkan melalui alat permainan tersebut.
Untuk dapat melihat dan memahami secara lebih mendalam mengenai apakah suatu alat permainan dapat dikategorikan sebagai alat permaianan edukatif untuk TK atau tidak, terdapat beberapa ciri yang harus dipenuhinya, Menurut Novan Ardy W dan Barnawi yaitu sebagai berikut:
1)      Alat permainan tersebut ditujukan untuk anak TK.
2)      Difungsikan untuk mengembangkan berbagai perkembangan anak TK.
3)      Dapat digunakan dengan berbagai cara, bentuk dan untuk bermacam tujuan aspek perkembangan atau bermanfat multiguna.
4)      Aman atau tidak berbahaya bagi anak.
5)      Dirancang untuk mendorong aktivitas dan kreativitas anak.
6)      Bersifat konstruktif atau ada sesuatu yang dihasilkan.
7)      Mengandung nilai pendidikan


Sedangkan secara prinsipnya APE meliputi:
1)      Mengaktifkan alat indra secara kombinasi sehingga dapat meningkatkan daya serap dan daya ingat anak didik.
2)      Mengandung kesesuaian dengan kenutuhan aspek perkembangan kemampuan dan usia anak didik sehingga tercapai indikator kemampuan yang harus dimiliki anak.
3)      Memiliki kemudahan dalam penggunaannya bagi anak sehingga lebih mudah terjadi interaksi dan memperkuat tingkat pemahamannya dan daya ingat anak.
4)      Membangkitkan minat sehingga mendorong anak untuk memainkannya.
5)      Memiliki nilai guna sehingga besar manfaatnya bagi anak.
6)      Bersifat efisien dan efektif sehingga mudah dan murah dalam pengadaan dan penggunaannya.
B.     Konsep Alat Permainan Edukatif (APE)
Alat Permainan Edukatif (APE) adalah sarana untuk merangsang anak dalam mempelajari sesuatu tanpa anak menyadarinya, baik menggunakan teknologi moderen, konvensional maupun tradisional. Latar belakang dibuatnya APE adalah sebagai upaya merangsang kemampuan fisik motorik anak (aspek psikomotor), kemampuan sosial emosional (aspek afektif) serta kemampuan kecerdasan (kognisi). Prinsip-prinsip APE merupakan prinsip produktifitas, kreatifitas, aktifitas, efektif dan efisien, serta menarik dan menyenangkan. Dari sudut pandang materinya, APE harus mampu mengembangkan daya pikir (kognisi), daya cepat, aspek bahasa, motorik dan ketrampilan. Melalui alat yang digunakan sebagai sarana bermain,sehingga anak diharapkan mampu mengembangkan fungsi intelegensinya, emosi dan spiritual sehingga muncul kecerdasan yang melejit.
Alat permainan yang baik diharapkan mampu menjadi sarana yang dapat mendorong anak bermain bersama, mengembangkan daya fantasi, multi fungsi, menarik, berukuran besar dan awet, tidak membahayakan, disesuaikan dengan kebutuhan, desain mudah dan sederhana, serta bahan-bahan yang digunakan murah dan mudah diperoleh.
Pembuatan APE yang baik mampu mengembangkan totalitas kepribadian anak, bukan karena kebagusannya, tetapi karena aspek kreatifitasnya, sehingga mampu menjadi sarana bermain yang aktif, menarik, menyenangkan dan bermanfaat.
 Beberapa fungsi APE antara lain :
1. Mengajar menjadi lebih mudah dan cepat diterima anak
2. Melatih konsentrasi anak
3. Mampu mengatasi keterbatasan waktu dan tempat
4. Membangkitkan emosi
5. Menambah daya ingat
6. Menjamin atmosfir pembelajaran yang kondusif

C.    Tujuan Alat Permainan Edukatif
Adanya berbagai alat permainan edukatif, pada intinya diarahkan untuk mencapai tujuan-tujuan sebagai berikut.
1)      Memperjelas materi yang diberikan
Pemanfaatan alat edukatif dalam kegiatan belajar anak diharapkan dapat meperjelas materi yang diberikan oleh guru. Sebagai contoh, apabila guru-guru ingin menjelaskan konsep warna-warna dasar, seperti merah, biru, putih, kuning, hijau, hitam dan lain sebagainya. Jika penyampaian kepada anak hanya secara lisan atau diceritakan, anak hanya sebatas mampu menirukan ucapan guru tentang berbagai warna tanpa tahu secara nyata bagaimana yang dimaksud warna merah, kuning dan sebagainya. Akan sangat berbeda jika guru memanfaatkan permainan edukatif, biasanya dengan menggunakan Lotto warna. Dengan memanfaatkan alat permainan tersebut, anak dapat secara langsung melihat, mengamati, membandingkan, memasangkan, dan mengenali berbagai warna.
Dengan demikian, kita dapat menyimpulkan bahwa dengan memanfaatkan alat permainan edukatif selain anak menguasai kemampuan menirukan ucapan guru tentang berbagai warna, anak juga mampu menguasai kemampuan lainnya, seperti kemampuan membandingkan berbagai warna karena warna yang satu dengan yang lain berbeda dan kemampuan-kemampuan yang lainnya.
2)      Memberikan motivasi dan merangsang anak untuk bereksplorasi dan bereksperimen dalam mengembangkan berbagai aspek perkembangannya
Motivasi dan minat anak untuk berksplorasi dan bereksperimen merupakan faktor penting untuk menunjang keberhasilan anak. Oleh karena itu, harus dilakukan berbagai upaya sehingga motivasi dan minat anak bisa tumbuh dengan baik. Salah satu upaya untuk memenuhi hal tersebut adalah dengan memanfaatkan alat edukatif.
Alat permainan edukatif merupakan alat permainan yang sangat potensial untuk meningkatkan motivasi dan minat anak untuk bereksperimen. Anak TK pada umumnya menyukai alat permainan ini. Dengan bermain balok, anak dapat membantuk bangunan tertentu sesuai dengan imajinasinya, anak mencoba/bereksperimen untuk menyusun benda tertentu, misalnya banguna rumah dengan memilih berbagai bentuk balok yang ada, akan menemukan sendiri konsep jika menyusun benda yang tinggi dengan pondasi yang kecil dankurang kokoh akan menyebabkan bangunan yang telah dibangunya runtuh berantakan. Alat permainan seperti itu akan menumbuhkan kegairahan belajar anak sehingga berbagai potensi anak berkembang dengan baik.
3)      Memberikan kesenangan pada anak dalam bermain
Apabila kita mengamati anak-anak TK yang sedang memainkan alat permainan tertentu mereka sangat tertarik untuk memainkannya, mereka tampak sangat serius dan terkadang susah untuk diganggu dan dialihkan perhatiannya pada benda atau kegiatan yang lain. Kondisi tersebut terjadi karena anak-anak merasa senang dan nyaman dengan alat permainan yang mereka gunakan. Alat permainan yang dirancang secara khusus dan dibuat dengan baik akan menumbuhkan perasaan senang anak dalam melakukan aktivitas belajarnya. Jika anak sudah merasa senang dengan kegiatannya, belajar tidak lagi dianggap sebagai beban yang ditimpangkan guru di pundaknya. Anak mengartikan belajar dengan baik bahwa belajar ternyata tidak selalu dikesankan sebagai kegiatan yang membosankan, bahkan menyebalkan, tapi justru bermakna  dan mennyenangkan.

D.    Syarat-Syarat Alat Permainan Edukatif
1.      Mudah dibongkar pasang
Alat permainan yang mudah dibongkar pasang dan dapat diperbaiki sendiri lebih ideal dari pada mobil-mobilan yang dapat bergerak sendiri. Alat-alat permainan yang dijual di toko-toko lebih banyak menjadi bahan tontonan dari pada berfungsi sebagai alat permainan. Anak-anak tidak tertarik oleh bagus dan sempurnanya alat-alat permainan yang diproduksi oleh pabrik tersebut.
2.      Mengembangkan daya fantasi
Alat permainan yang sifatnya mudah dibentuk dan dapat diubah-ubah sangat sesuai untuk mengembangkan daya fantasi, yang memberikan kesempatan kepada anak untuk mencoba dan melatih daya-daya fantasinya. Sesuai dengan teori pendidikan modern, alat-alat yang dapat menunjang perkembangan fantasi itu, misalnya bak pasir, tanah liat, kertas dangunting. Jumlah alat-alat itu masih dapat ditambah lagi dengan kapur berwarna, papan tulis dan sebagainya.
3.      Tidak berbahaya
Para ahli telah meneliti jenis alat-alat permainan sependapat tentang alat permainan yang sering mendatangkan bahaya bagi anak-anak antara lain: tangga, sepeda roda tiga, dan jungkit-jungkitan. Selain itu, masih ada lagi alat-alat yang tergolong berbahaya seperti gunting yang runcing ujungnya, pisau yang tajam, kompor dan lain-lain.
4.      Berukuran Besar
Alat kreativitas yang berukuran besar akan memudahkan anak untuk memegangnya. Anak-anak dalam fase anal  biasanya semua yang dapat dijangkau dan dipegang lalu dimasukkan ke mulutnya. Untuk menghindari kemungkina yang membahayakan, maka sebaiknya memilih peralatan yang berukuran besar.




5.      Bahan Murah dan Mudah Diperoleh
Kebanyakan orang tua lebih menyukai peralatan kreativitas yang harganya cukup mahal. Karena ada image bahwa peralatan yang mahal adalah peralatan yang berkualitas dan bagus. Peralatan yang mahal tersebut dianggap benar-benar dapat meningkatkan perkembangan kreativitas anak.
Padahal, sesungguhnya tidaklah demikian. Dengan membeli peralatan yang sudah jadi, sesungguhnya itu telah mengurangi prosentase nilai kreativitas. Jika orang tua atau guru yang menciptakannya, anak justru lebih suka dan lebih tertarik untuk dapat berkarya, membuat sesuatu seperti yang dilakukan orang tua atau gurunya. Sehingga kreativitas anak memiliki nilai plus dibanding dengan membeli yang sudah siap pakai.

E.     Fungsi Alat Permainan Edukatif
Alat-alai permainan yang dikembangkan memiliki berbagai fungsi dalam mendukung penyelenggaraan proses belajar anak sehingga kegiatan dapat berlangsung dengan baik dan bermakna serta menyenangkan bagi anak. fungsi-fungsinya yaitu:
1)      Menciptakan situasi bermain (belajar) yang menyenagkan bagi anak dalam proses pemberian perangsangan indikator kemampuan anak
Sebagaimana yang telah dikemukakan sebelumnya bahwa kegiatan bermain itu ada yang menggunakan alat, ada pula yang tidak menggunakan alat. Khusus dalam permainan yang menggunakan alat, dengan penggunaan alat-alat permainan tersebut, anak-anak tampak sangat menikmati kegiatan belajar karena banyak hal yang mereka peroleh melalui kegiatan belajar tersebut.
2)      Menumbuhkan rasa percaya diri dan membentuk citra diri anak yang positif
Dalam suasana yang menyenangkan, anak akan mencoba melakukan berbagai kegiatan yang mereka sukai dengan cara menggali dan menemukan sesuai yang ingin mereka ketahui. Kondisi tersebut sangat mendukung anak dalam mengembangkan rasa percaya diri mereka dalam melakukan kegiatan. Alat permainan edukatif memiliki fungsi yang sangat strategis sebagia bagian yang tidak terpisahkandari kegiatan anak dalam melakukan kegiatan-kegiatannya sehingga rasa percaya diri dan citra diri berkembang secara wajar.
Pada kegiatan ini, anak memainkan suatu alat permainan dengan tingkat kesulitan tertentu, misalnya menyusun balok-balok menjadi suatu bangunan tertentu, pada saat tersebut ada suatu proses yang dilalui anak sehingga anak mengalami suatu kepuasan setelah melampaui suatu tahap kesulitan tertentu yang terdapat dalam alat permainan tersebut. Proses-proses seperti itu akan dapat mengembangkan rasa percaya secara wajar ketika anak merasakan bahwa tiada suatu kesulitan yang tidak ditemukan penyelesiannya.
3)      Memberikan stimulus dalam pembentukan perilaku dan pengembangan kemampuan dasar
Pembentukan perilaku melalui pembiasaan dan pengembangan kemampuan dasar merupakan fokus pengembangan pada anak usia dini. Alat permainan edukatif dirancang dan dikembangkan untuk memfasilitasi kedua aspek pengembangan tersebut. sebagai contoh, pengembangan alat permainan dalam bentuk boneka tangan akan dapat mengembangkan kemampuan berbahasa anak karena ada dialog. Dari dialog tokoh-tokoh yang diperankan boneka tersebut, anak memperoleh pengetahuan tentang berbagai hal yang disampaikan melalui tokoh-tokoh boneka tersebut, dan pada saat yang sama anak-anak memperoleh pelajaran berharga mengenai karakteristik dan sifat yang dimiliki oleh para tokoh yang disimbolkan oleh boneka-boneka tersebut.
4)      Memberikan kesempatan anak bersosialisasi dan berkomunikasi dengan teman sebaya
Alat permainan edukatif berfungsi memfasilitasi anak-anak mengembangkan hubungan yang harmonis dan komunikatif dengan lingkungan di sekitar, misalnya dengan teman-temannya. Ada alat-alat permainan yang dapat digunakan bersama-sama antara satu anak dengan anak yang lain, misalnya anak-anak menggunakan botol suara bersama-sama dengan suara yang berbeda sehingga dihasilkan suatu irama yang merdu dengan perbedaan botol-botol suara tesebut, perlu kerjasama, komunikasi, dan harmonisasi antar anak sehingga dihasilkan suara yang merdu.  
BAB III
PENUTUP

Kesimpulan
Menurut Mayke Sugianto dalam Novan Ardy Wiyani dan Barnawi (2012:149) mengemukakan bahwa alat permainan edukatif (APE) alat permainan yang sengaja dirancang secara khusus untuk kepentingan pendidikan. Alat Permainan Edukatif (APE) adalah sarana untuk merangsang anak dalam mempelajari sesuatu tanpa anak menyadarinya, baik menggunakan teknologi moderen, konvensional maupun tradisional.
Berbagai alat permainan edukatif, pada intinya diarahkan untuk mencapai tujuan-tujuan sebagai berikut: Memperjelas materi yang diberikan, Memberikan motivasi dan merangsang anak untuk bereksplorasi dan bereksperimen dalam mengembangkan berbagai aspek perkembangannya, Memberikan kesenangan pada anak dalam bermain. Syarat-Syarat Alat Permainan Edukatif yaitu Mudah dibongkar pasang, Mengembangkan daya fantasi, Tidak berbahaya, berukuran besar, Bahan Murah dan Mudah Diperoleh.
Alat-alai permainan yang dikembangkan memiliki berbagai fungsi dalam mendukung penyelenggaraan proses belajar anak sehingga kegiatan dapat berlangsung dengan baik dan bermakna serta menyenangkan bagi anak.. fungsi-fungsinya yaitu: Menciptakan situasi bermain (belajar) yang menyenagkan bagi anak dalamproses pemberian perangsangan indikator kemampuan anak, Menumbuhkan rasa percaya diri dan membentuk citra diri anak yang positif, Memberikan stimulus dalam pembentukan perilaku dan pengembangan kemampuan dasar, Memberikan kesempatan anak bersosialisasi dan berkomunikasi dengan teman sebaya.






DAFTAR PUSTAKA
Adams, D.M. 1975. Simulation Games: An Approach to Learning. Ohio: Jones Publishing Company.
Badru Zaman, dkk. 2007. Media dan Sumber Belajar TK. Jakarta: Penerbit Universitas Terbuka.
Waseso, Mulyadi Guntur. 2002. Jurnal Pendidikan & Pembelajaran, Vol. 9, No.2, Oktober 2002: 140-145.
Wiyani, Novan Ardy & Barnawi. 2012. Format PAUD: Konsep, Karakteristik dan Implementasi Pendidikan Anak Usia Dini. Jogjakarta:Ar-Ruzz Media.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar