PSIKOLOGI
PERKEMBANGAN
“PERKEMBANGAN FISIK MASA
REMAJA”
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian Psikologi Perkembangan
Psikologi perkembangan
merupakan ilmu yang mempelajari karakteristik setiap fase-fase perkembangan.
Psikologi perkembangan merupakan cabang dari psikologi yang mempelajari proses
perkembangan individu, baik sebelum maupun setelah kelahiran berikut kematangan
perilaku (J.P. Chaplin, 1979 dalam Yudrik Jahja (2011:219). Menurut Linda L.
Davidoff, 1991 dalam Desmita (2009:3), psikologi perkembangan adalah cabang
psikologi yang mempelajari perubahan dan perkembangan struktur jasmani,
perilaku dan fungsi mental manusia, yang biasanya dimulai sejak terbentuknya
makhluk itu melalui pembuahan hingga menjelang mati. Menurut Richard M. Lerner,
1976 dalam Desmita (2009:3), psikologi perkembangan sebagai pengetahuan yang
mempelajari persamaan dan perbedaan fungsi-fungsi psikologi sepanjang hidup.
Jadi psikologi perkembangan
adalah cabang dari psikologi yang mempelajari secara sistematis perkembangan
perilaku manusia secara ontogenetik, yaitu mempelajari proses-proses yang
mendasariperubahan-perubahan yang terjadi di dalam diri, baik perubahan dalam
struktur jasmani, perilaku, maupun fungsi mental manusia sepanjang rentang
hidupnya (life-span), yang biasanya di mulai sejak konsepsi hingga menjelang
mati.
B.
Makna Remaja
Kata “remaja” berasal dari bahasa latin yaitu Adolescene yang berarti To Grow Maturity (Golinko, 1984 dalam
Yudrik Jahja (2011:219). Di negara-negara Barat, istilah remaja dikenal dengan
“Adolescence” yang berasal dari kata
dalam bahasa latin “Adolescere” (kata
bendanya Adolescentia = remaja), yang berarti tumbuh menjadi dewasa atau
dalam perkembangan menjadi dewasa.
Menurut Adams dan Gullota dalam Yudrik Jahja (2011:220),
masa remaja meliputi usia antara 11-20 tahun. Adapun Hurlock, 1990 dalam Yudrik
Jahja (2011:220), membagi masa remaja menjadi masa remaja awal (13-16 tahun)
dan masa remaja akhir (16/17- 18 tahun). Masa remaja awal dan akhir dibedakan
oleh Hurlock karena pada masa remaja akhir individu telah mencapai transisi
perkembangan yang lebih mendekati masa dewasa.
Batasan usia remaja yang umum digunakan oleh para ahli
adalah antara 12 hingga 21 tahun. Rentang waktu usia remaja ini biasanya
dibedakan atas tiga, yaitu 12-15 tahun (masa
remaja awal), 15-18 tahun (Masa
remaja pertengahan), dan 18-21 tahun (Masa
remaja Akhir). Tetapi, Monks, Knoers & Haditono, (2001) dalam Desmita
(2009:190) membedakan masa remaja atas empat bagian, yaitu: Masa Pra-Remaja atau Pra-Pubertas (10-12
tahun), Masa Remaja Awal atau Pubertas (12-15 tahun), Masa Remaja Pertengahan
(15-18 tahun) dan Masa remaja Akhir (18-21 tahun). Remaja awal hingga
remaja akhir istilah yang disebut masa adolesen.
C.
Perkembangan Fisik
Perkembangan fisik adalah perubahan-perubahan
pada tubuh, otak, kapasitas sensoris, dan keterampilan motorik menurut Papalia
& Olds, 2001 dalam Yudrik Jahja, 2011:231).
Perubahan-perubahan fisik
merupakan gejala primer dalam pertumbuhan masa remaja, yang berdampak terhadap
perubahan-perubahan psikologis (Sarwono, 1994 dalam Desmita (2009:190). Pada
mulanya, tanda-tanda perubahan fisik dari masa remaja terjadi dalam konteks
pubertas. Dalam konteks ini, kematangan organ-organ seks dan kemampuan
reproduktif bertumbuh dengan cepat. Baik anak laki-laki maupun anak perempuan
mengalami pertumbuhan fisik yang cepat, yang disebut “Growth Spurt” (percepatan pertumbuhan), dimana terjadi perubahan
dan percepatan pertumbuhan di seluruh bagian dan dimensi badan (Zigler
&Stevenson, 1993 dalam Desmita (2009:190)). Pertumbuhan cepat bagi anak
perempuan terjadi 2 tahun lebih awal
dari anak laki-laki. Umumnya anak perempuan mulai mengalami pertumbuhan cepat
pada usia 10,5 tahun dan anak laki-laki pada usia 12,5 tahun. Bagi kedua jenis
kelamin, pertumbuhan cepat ini berlangsung selama kira-kira 2 tahun (Diamond
&Diamond, 1986 dalam Desmita (2009:190).
Menurut Zigler & Stevenson,
1993 dalam Desmita (2009:190), secara garis besarnya perubahan-perubahan
tersebut dapat dikelompokan dalam dua kategori, yaitu perubahan-perubahan yang
berhubungan dengan pertumbuhan fisik dan perubahan-perubahan yang berhubungan
dengan perkembangan karakteristik seksual. Berikut ini akan dijelaskan beberapa
dimensi perubahan fisik yang terjadi selama masa remaja tersebut.
1.
Perubahan Dalam Tinggi dan Berat
Tinggi
rata-rata anak laki-laki dan perempuan pada usia 12 tahun adalah sekitar 59
atau 60 inci. Tetapi, pada usia 18 tahun, tinggi rata-rata remaja laki-laki
adalah 69 inci. Tingkat pertumbuhan tertinggi terjadi pada usia sekitar 11 atau
12 untuk anak perempuan dan 2 tahun kemudian untuk anak laki-laki. Dalam tahun
itu, tinggi kebanyakan anak perempuan bertambah sekitar 3 inci dan tinggi
kebanyakan anak lelaki bertambah lebih dari 4 inci (Zigler & Stevenson,
1993 dalam Desmita, 2009:191).
Ada
pun faktor penyebab laki-laki rata-rata lebih tinggi dari pada perempuan adalah
karena laki-laki memulai percepatan pertumbuhan mereka 2 tahun lebih lambat
dibanding dengan anak perempuan. Dengan demikian, mereka mengalami penambahan
pertumbuhan selama 2 tahun pada masa anak-anak. Tinggi rata-rata anak perempuan
pada saat ia memulai percepatan pertumbuhan adalah sekitar 54 atau 55 inci,
sedangkan tinggi rata-rata anak laki-laki adalah sekitar 59 atau 60 inci.
Karena penambahan tinggi anak laki-laki
dan anak perempuan selama masa remaja sekitar 9 atau 10 inci dan setelah
itu pertumbuhan relatif sedikit, maka perempuan pada akhirnya lebih pendek dibanding
dengan rata-rata pria (Seifert & Hoffnung, 1994 dalam Desmita, 2009:191).
Percepatan
pertumbuhan badan juga terjadi dalam penambahan berat badan, yakni sekitar 13
kg bagi anak laki-laki dan 10 kg bagi anak perempuan (Malina, 1990 dalam
Desmita, 2009:191). Meskipun berat badan juga mengalami peningkatan selama masa
remaja, namun ia lebh mudah di pengaruhi, seperti mulai diet, latihan, dan gaya
hidup pada umumnya. Oleh karena itu, perubahan berat lebih sedikit dapat
diramalkan dibandingkan dengan tinggi.
2.
Perubahan dalam Porsi Tubuh
Seiring
dengan pertambahan berat badan, percepatan pertumbuhan selama masa remaja juga
terjadi pada proporsi tubuh. Bagian-bagian tubuh tertentu yang sebelumnya
terlalu kecil, pada masa remaja menjadi terlalu besar. Hal ini terlihat jelas
pada pertumbuhan tangan dan kaki, yang sering terjadi tidak proporsional.
Perubahan proporsi tubuh tidak seimbang ini menyebabkan remaja merasa kaku dan
canggung, serta khawatir bahwa badannya tidak akan pernah serasi dengan tangan
dankakinya.
Perubahan-perubahan
dalam proporsi tubuh selama masa remaja, juga terlihat pada perubahan ciri-ciri
wajah, di mana wajah anak-anak mulai menghilang, seperti dahi yang semula
sempit sekarang menjadi lebih luas, mulut melebar, dan bibir menjadi lebih penuh.
Di samping itu, dalam perubahan struktur kerangka, terjadi percepatan
pertumbuhan otot, sehingga mengakibatkan terjadinya pengurangan julah lemak
dalam tubuh. Perkembangan otot dari kedua jenis kelamin tejadi dengan cepat
ketika tinggi meningkat. Akan tetapi, perkembangan otot anak laki-laki lebih
cepat, dan mereka memiliki lebih banyak jaringan otot, sehingga anak laki-laki
lebih kuat dari anak perempuan.
3.
Perubahan Pubertas
Pubertas
(Puberty) ialah suatu periode di mana
kematangan kerangka dan seksual terjadi dengan pesat terutama pada masa awal
remaja. Kematangan seksual merupakan suatu rangkaian dari perubahan-perubahan
yang terjadi pada masa remaja, yang ditandai dengan perubahan pada ciri-ciri
seks primer (Primary sex Characteristics)
dan ciri-ciri seks sekunder (Secondary
Sex Characteristics). Meskipun perkembangan ini biasanya mengikuti suatu
urutan tertentu, namun ururtan dari kematangan seksual tidak sama pada setiap
anak, dan terdapat perbedaan individual dalam umur dari Perubahan-perubahan tesebut.
4.
Perubahan Ciri-ciri Seks Primer (Primary Sex Characteristics)
Ciri-ciri
seks primer menunjuk pada organ tubuh yang secara langsung berhubungan dengan
proses reproduksi. Ciri-ciri seks primer ini berbeda antara laki-laki dengan
anak perempuan. Bagi anak laki-laki, ciri-ciri seks primer yang sangat
ditunjukan dengan pertumbuhan yang cepat dari batang kemaluan (penis)
dan kantung kemaluan (Scrotum), yang mulai terjadi pada usia sekitar 12 tahun dan berlangsung
sekitar 5 tahununtuk penis dan 7 tahun untuk skrotum (Seifert & Hoffnung,
1994 dalam Desmita, 2009:192). Pada skrotum, terdapat dua buah testis (buah
pelir) yang tergantung di bawah penis. Testis ini sebenarnya telah ada sejak
kelahiran, namun baru sekitar 10% dari ukuran matang. Testis mencapai
kematangan penuh pada usia 20 tahun atau 21 tahun, yang mula-mula terlihat pada
peningkatan panjang penis, yang secara berangsur-angsur bertambah besar.
Perubahan-perubahan
pada ciri-ciri seks primer pada pria ini sangat dipengaruhi oleh hormon,
terutama hormon perangsang yang diproduksi oleh kelenjar bawah otak (Pituitary Gland). Hormon prangsang pria
ini merangsang testis, sehingga testis menghasilkan Hormon Testosteron dan Androgen serta Spermatozoa
(Sarwono, 1994 dalam Desmita, 2009:193). Sprema yaang dihasilkan dalam testis selama masa remaja ini,
memungkinkan untuk mengadakan reproduksi untuk pertama kalinya. Karena itu,
kadang-kadang sekitar usia 12 tahun, anak laki-laki kemungkinan untuk mengalami
penyemburan air mani (Ejaculation of
Semen) mereka yang pertama atau yang dikenal dengan “Mimpi Basah”.
Sementara
itu, pada anak perempuan, perubahan ciri-ciri seks primer ditandai dengan
munculnya periode menstruasi, yang disebut dengan Menarche, yaitu menstruasi yang pertama kali dialami oleh seorang
gadis. Tejadinya menstruasi petama ini memberi petunjuk bahwa mekanisme
reproduksi anak perempuan telah matang, sehingga memungkinkan mereka untuk
mengandung dan melahirkan anak. Munculnya menstruasi pada perempuan ini sangat
di pengaruhi oleh perkembangan indung telur (ovarium). Ovarium terletak dalam
rongga perutwanita bagian bawah, di dekat uterus, yang berfungsi memproduksi
sel-sel telur (ovum) dan hormon-hormon estrogen dan progeteron. Hormon
progesteron bertugas untuk mematangkan dan mempersiapkan sel telur (ovum)
sehingga siap untuk dibuahi. Sedangkan hormon estrogen adalah hormon yang
mempengaruhi pertumbuhan sifat-sifat kewanitaan pada tubuh seseorang
(pembesaran payudara dan pinggul, suara halus dan lain-lain). Hormon ini juga
mengatur siklus haid (Sarwono, 1993 dalam Desmita, 2009:193).
Oleh
sebab itu, menstruasi pertama pada seorang gadis didahului oleh sejumlah
perubahan lain, yang meliputi pembesaran payudara, kemunculan rambut di sekitar
daerah kelamin, pembesaran pinggul dan bahu. Selanjutnya, maka ovarium, uterus,
vagina, labia, dan klitoris berkembang pesat (Malina, 1990 dalam Desmita,
2009:193).
5.
Perubahan Ciri-ciri Seks Sekunder
Ciri-ciri
seks sekunder adalah tanda-tanda jasmaniah yang tidak langsung berhubungan
dengan proses reproduksi, namun merupakan tanda-tanda yang membedakan antara
laki-laki dan perempuan. Tanda-tanda jasmaniah ini muncul sebagai konsekuensi
dari berfungsinya hormon-hormon yang disebutkan di atas. Di antara tanda-tanda
jasmaniah yang telihat pada laki-laki adalah tumbuh kumis dan janggut, jakun,
bahu, dan dada melebar, suara berat, tumbuh bulu di ketiak, dada, kaki dan
lengan dan di sekitar kemaluan, serta otot-otot menjadi kuat. Sedangkan pada
perempuan terlihat payudara dan pinggul yang membesar, suara menjadi halus,
tumbuh bulu di ketiak dan di sekitar kemaluan.
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
Psikologi perkembangan adalah
cabang dari psikologi yang mempelajari secara sistematis perkembangan perilaku
manusia secara ontogenetik, yaitu mempelajari proses-proses yang
mendasariperubahan-perubahan yang terjadi di dalam diri, baik perubahan dalam
struktur jasmani, perilaku, maupun fungsi mental manusia sepanjang rentang
hidupnya (life-span), yang biasanya di mulai sejak konsepsi hingga menjelang
mati.
Remaja dikenal dengan “Adolescence” yang berasal dari kata
dalam bahasa latin “Adolescere” (kata
bendanya Adolescentia = remaja), yang berarti tumbuh menjadi dewasa atau
dalam perkembangan menjadi dewasa. Batasan usia remaja yang umum digunakan oleh
para ahli adalah antara 12 hingga 21 tahun. Rentang waktu usia remaja ini
biasanya dibedakan atas tiga, yaitu 12-15 tahun (masa remaja awal), 15-18 tahun (Masa
remaja pertengahan), dan 18-21 tahun (Masa
remaja Akhir).
Perkembangan fisik adalah
perubahan-perubahan pada tubuh, otak, kapasitas sensoris, dan keterampilan
motorik menurut Papalia & Olds, 2001 dalam Yudrik Jahja, 2011:231). Pada
mulanya, tanda-tanda perubahan fisik dari masa remaja terjadi dalam konteks
pubertas. Dalam konteks ini, kematangan organ-organ seks dan kemampuan
reproduktif bertumbuh dengan cepat. Baik anak laki-laki maupun anak perempuan
mengalami pertumbuhan fisik yang cepat, yang disebut “Growth Spurt” (percepatan pertumbuhan), dimana terjadi perubahan
dan percepatan pertumbuhan di seluruh bagian dan dimensi badan (Zigler
&Stevenson, 1993 dalam Desmita (2009:190)).
DAFTAR PUSTAKA
Adams, G.R. & Gullota, T. 1983. Adolescent of Experiences. California: Wadsworth, Inc, Belmont.
Chaplin, J.P. 2002. Dictionary
of Psychology, terj. Kartini Kartono (cet. Ke-8). Jakarta: Raja Grafindo
Persada.
Davidoff, L.L. 1988. Introduction
to Psychology. Terj. Mari Juniati. Jakarta: Erlangga.
Desmita. 2009. Psikologi
Perkembangan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Diamond, M. & Diamond, G. “Adolescent Sexuality: Biosocial Aspects and Intervention Strategies”. From
Journal of Social Work and Human Sexuality, 5, 3-13.
Hurlock, Elizabeth B. 1991. Psikologi Perkembangan Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang Kehidupan. Jakarta:
Erlangga.
Jahja, Yudrik. 2011. Psikologi
Perkembangan. Jakarta: Kencana, Prenada Media Group.
Lerner, Richard M. 1976. Concepts and Theories of Development. Reading: Addison-Wesley
Publishing Company.
Lerner, Richard M. & Hultsch, David F. 1983. Human Development: A Life-Span Perspective.
Malina, R. 1990. Physical
Growth and Performance During the Transitional Years. Dalam R. Montmayor,
G. Adams, & T. Gullota, (eds). From
Childhood to Adolescene: A Transition Period. New York: Russell Sage.
Sarwono, Sarlito Wirawan. 1994. Psikologi Remaja. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
, 1986. Pengantar Umum Psikologi. Jakarta:
Bulan Bintang.
, 1992. Psikologi Lingkungan. Jakarta:
Raja Grafindo Persada.
Seifert, K.L. & Hoffnung, R.J. 1994. Child and Adolescent Development. Boston:
Houghton Mifflin Company.
Zigler, Edward F. & Stevenson. 1993. Children in a Changing World: Development
and Social Issues. California: Books/ Cole Publishing Company, Pacific
Grove.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar