PSIKOLOGI
PERKEMBANGAN
“PERKEMBANGAN FISIK PADA
BAYI”
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Umumnya ahli psikologi perkembangan membatasi periode masa bayi dalam 2
tahun pertama dari periode pascanatal. Masa bayi ini disebut juga sebagai
periode vital, karena kondisi fisik dan psikologis bayi merupakan fondasi yang
kokoh dari perkembangan dan pertumbuhn selanjutnya.
Pada saat bayi dilahirkan, bayi berada dalam kondisi yang sangat lemah
dan tidak berdaya. Selama beberapa bulan masa bayi, ketidakberdayaan itu
berangsur-angsur menurun. Dari hari ke hari, minggu ke minggu, dan bulan ke
bulan, bayi semakin memperlihatkan kemandirian, sehingga pada saat masa bayi
berakhir, yaitu kira-kira pada usia 2 tahun, ia telah menjadi seorang manusia
yang berbeda dengan kondisi awal masa bayi. Adapun perkembangannya meliputi
perkembangan fisik, perkembangan refleks, rangkaian tingkah laku dan keadaan
bayi, perkembangan keterampilan motorik, perkembangan sensor, dan perkembangan
otak.
B.
Rumusan Masalah
1.
Apa saja yang termasuk dalam pertumbuhan fisik?
2.
Apa yang dimaksud dengan perkembangan
refleks?Serta perkembangan refleks dapat di bagi menjadi 2, sebutkan dan
jelaskan!
3.
Apa saja tingkah laku yang di alami bayi?
4.
Apa yang di maksud perkembangan keterampilan
motorik?
5.
Apa saja yang termasuk dalam perkembangan sensor?
C.
Tujuan
Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah agar mahasiswa mampu mengerti
dan mengetahui tentang masa perkembangan yang terjadi pada bayi serta mengerti
aspek-aspek mana saja yang termasuk dalam perkembangan yang terjadi pada bayi.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Perkembangan Fisik
Selama
dua tahun pertama kehidupannya, perkembangan fisik bayi berlangsung sangat
ektensif. Pada saat
lahir, bayi memiliki kepala yang sangat besar dibandingkan dengan bagian tubuh
lain.Tubuhnya bergerak terus menerus kekiri dan kekanan dan sering kali tidak
dapat dikendalikan. Mereka juga memiliki reflex yang didominasi oleh
gerakan-gerakan yang terus berkembang. Dalam rentang waktu 12 bulan, bayi-bayi
dapat duduk , berdiri, membungkuk, memanjat, dan bahkan berjalan. Kemudian,
selama tahun kedua, pertumbuhan fisiknya melambat, tetapi pada
kegiatan-kegiatan seperti berlari dan memanjat pertumbuhannya justru
berlangsung cepat. Uraian berikut akan memberikan gambaran lebih rinci tentang
beberapa aspek dari pertumbuhan yang terjadi selama masa bayi.
·
Tinggi dan Berat Badan
Pada
saat dilahirkan, panjang rata-rata bayi adalah 20 inci atau 50 cm, dengan berat
3,4 kg. Dibandingkan dengan ukuran tubuh orang dewasa, panjang bayi lebih dekat
dari pada beratnya: panjang bayi yang 20 inci menunjukan lebih dari satu
perempat tinggi orang dewasa, sedangkan 3,4 kg beratnya menunjukan hanya
sebagian kecil dari berat badan orang dewasa (Seifert & Hoffnung,1994).
Segera setelah bayi menyesuaikan diri dengan
kegiatan makan melalui cara menghisap, menelan, fisiknya bertumbuh dengan
cepat. Selama bulan-bulan pertama kehidupannya berat badan bayi bertambah
sekitar 5 hingga 6 ons per minggu. Pada usia 4, bulan berat badan mereka naik
dua kali. Pada tahun kedua kehidupannya, rata-rata pertumbuhan bayi mengalami
perlambatan. Pada usia 2 tahun, berat bayi mencapai sekitar 13 hingga 16 kg
dengan tinggi sekitar 32 inci (Santrock, 1995).
B.
Perkembangan Refleks
Pada
masa bayi, terlihat gerakan-gerakan spontan, yang disebut “refleks”. Refleks
adalah gerakan-gerakan bayi yang bersifat otomatis dan tidak terkoordinir
sebagai reaksi terhadap rangsangan tertentu serta member bayi respons
penyesuaian diri terhadap lingkungannya. Sepanjang bulan pertama hidupnya,
hidupnya kebanyakan refleks menghilang atau menyatukan dengan gerakan yang
relative disengaja atau penuh arti. Ketika mereka menguasai kemampuan ini, maka
ia disebut “skill” atau keterampilan .Refleks dan skil disebut juga kemampuan
motorik (motor abilities).
Seifert & Hoffnung (1994), menyebutkan
ada 12 gerak refleks yang dimiliki oleh anak baru lahir.
TABEL 4.1
Refleks-refleks Utama pada Bayi yang Baru
Lahir
Refleks
|
Perkembangan
|
Signifikansinya
|
Pernafasan
Menghisap
Mencari
Menelan
Mengedip
Biji mata
Moro
Memegang
Penguatn leher
Babinski
Melangkah
Berenang
|
Permanen, sekalipun sebagian menjadi tindakan suka rela
Melemah dan menghilang pada usia 6 bulan
Secara gradual dibawah pengintrolan yang disengaja
Permanen, meskipun sebagian menjadi tindakan suka rela
Permanen, meskipun sebagian menjadi tindakan suka rela
Permanen
Gerakan lengan dan telapak tangan menghilang pada
6bulan, tetapi reaksi terkejut berlangsung seumur hidup
Melemah pada usia 3 bulan, genggaman sukarela muncul
pada 6 bulan dan menghilang setelah 1 bulan
Menghilang pada usia 2 tahun 3 bulan
Menghilang pada usia 8 sampai 12 bulan
Menghilang pada usia 2 bulan, tetapi kemudian
diaplikasikan
Menghilang setelah 4 hingga 5 bulan
|
Memberikan oksigen dan membuang karbon dioksida
Mengarahkan anak pada payudara atau botol susu
Membantu anak untuk minum
Membantu anak menelan dan menjauhi cekikan
Memlihara mata dari benda dan cahaya terang
Memelihara dari cahaya terang dan memberikan
penglihatan yang baik dalam cahaya lampu yang redup
Menunjukan perkembangan normal dari sistem saraf
Menunjukan perkembangan normal dari sistem saraf
Menunjukan perkembangan normal dari sistem saraf
Menunjukan perkembangan normal dari sistem saraf
Menunjukan perkembangan normal dari sistem saraf
Menunjukan perkembangan normal dari sistem saraf
|
SUMBER : Seifert & Hoffnung
Secara garis besarnya, duabelas refleks tersebut dapat dibagi dua.Pertama, Refleks survival. yaitu refleks
yang secara nyata berguna untuk memenuhi kebutuhan fisik bayi, terutama dalam
menyesuaikan diri dengan lingkungan barunya. kedua, Refleks Primitif, yaitu refleks yang tidak secara yata
berguna bagi pemenuhan kebutuhan fisik,walau pun ia mungkin merupakan tingkah
laku refleks yang penting pada tahap awal evolusi manusia yang diwariskan oleh
nenek moyang kita. Di antara
refleks-refleks yang muncul pada masa bayi itu adalah:
1. Refleks
Menghisap dan Mencari
Refleks mencari terlihat
ketika pipi bayi disentuh dan diusap dengan lembut, maka ia langsung merespons
dengan memalingkan kepalanya kea rah pipi bayi yang disentuh. Tingkah laku
pencarian inilah yang disebut dengan “refleks mencari”.Refleks mencari ini
membantu bayi menemukan payudara ibunya, sebagai sumber makanan.Di samping
refleks mencari, bayi yang baru lahir juga memperlihatkan refleks menghisap.
Bayi yang baru lahir secara otomatis akan menghisap benda yang ditempatkan di
mulutnya. Jika kemudian bayi menemukan putting susu ibu, maka ia akan langsung
menghisap secara kuat dan berirama tanpa belajar telebih dahulu, Jadi, dengan
refleks menghisap akan memudahkan bayi memperoleh makanan sebelum mereka
mengasosiasikan puting susu dengan makanan.
Refleks mencari dan menghisap akan menghilangsetelah bayi berusia
kira-kira 3 hingga 4 bulan. Kemudian, dalam usia 1 tahun refleks menghisap
menyatu dan diperluas dengan aktivitas makan yang disengaja. Bayi mulai
menggunakan mulutnya sebagai suatu cara utama untuk mempelajari objek-objek
baru. Untuk beberapa waktu terlihat bahwa secara praktis ia menaruh sesuatu
kedalam mulutnya. Suatu infestigasi yang dilakukan oleh T. Berry Brazelton
(1983), seorang dokter spesialis anak, menunjukan bahwa isapan bayi berubah
ketika usia mereka bertambah. Lebih 85% bayi yang sering menghisap ternyata
tidak melakukannya untuk mendapatkan makanan. Mereka menghisap jari , kepalan
tangan mereka dan dot/kompeng hanya untuk kesenangan. Pada usia 1 tahun,
kebanyakan bayi menghentikan perilaku menghisap tersebut.
2. Refleks
Moro (Moro Reflex)
Refleks moro adalah suatu respon tiba-tiba dari bayi yang baru
lahir sebagai akibat adanya suara atau gerakan yang mengejutkan. Refleks moro
ini juga merupakan suatu upaya mempertahankan hidup. Karena itu, ia merupakan
hal yang normal bagi semua bayi yang baru lahir. Bahkan, belakangan ini,refleks
moro dianggap sangat penting, karena dapat membantu dokter dalam mendiagnosa
perkembangan system saraf bayi. Bayi yang sehat akan menunjukkan respons
tersebut apabila ia terkejut. Tetapi, respon itu akan banyak menghilang ketika
bayi mendekati usia 6 bulan.
3.
Refleks Menggenggam (graping
reflex)
Refleks menggenggam terjadi ketika sesuatu menyentuh telapak tangan
bayi, dan bayi akan merespons dengan cara menggenggam dengan kuat. Refleks
menggenggam merupakan langkah awal bagi bayi untuk lebih memudahkan melakukan
aktivitas menggenggam ini berkurang dan bayi memperlihatkan suatu genggaman
yang lebih spontan, yang serimg dihasilkan oleh rangsangan visual. Misalnya,
ketika seorang bayi melihat suatu gerakan yang berputar diatas tempat tidurnya,
ia akan berusaha meraihnya dan mencoba menggemgamnya. Ketika perkembangan
motoriknya semakin lancar, bayi itu akan menggenggam benda-benda,
menggunakannya secara hati-hati, dan mengamati benda-benda tersebut.
Beberapa refleks yang muncul pada bayi yang baru lahir akan tetap
ada sepanjang hidupnya. Tetapi, ada beberapa refleks lain yang menghilang
beberapa bulan setelah kelahiran, ketika fungsi otak semakin matang dan kendali
atas beragam perilaku mulai berkembang. Beberapa gerak refleks pada akhirnya
bergabung kedalam beberapa tindakan yang lebih kompleks dan spontan.
C. Rangkaian
Tingkah Laku dan Keadaan Bayi
Perkembangan
refleks dan fungsi motorik pada bayi kemudian memunculkan serangkaian tingkah
laku yang lebih kompleks.Dengan tingkah laku yang kompleks tersebut telah
memungkinkan bayi sebagai makhluk biologis dapat bertahan hidup. Menurut
Learner & Hultsch (1983), tingkah laku tersebut meliputi: Pola tidur dan
bangun, tingkah laku teoleting, dan tingkah laku makan dan minum. Perkembangan
dari ketiga tingkah laku bayi tersebut, dapat dilihat dalam tabel 4.2 berikut.
Tingkah Laku
|
Ciri Utama
|
Siklus tidur dan bangun
|
Neonatal : 80% waktu dihabiskan untuk tidur
6-7 bulan : tidur sepanjang malam tanpa bangun
12 bulan : 50% waktu dihabiskan untuk tidur
|
Tingkah laku teoileting
|
Neonatal : basah dan BAB setiap saat
2 bulan : bayi BAB 2 kali sehari
4 bulan : interval makan dan bab bisa diramalkan
|
Tingkah laku makan dan minum
|
Neonatal : bayi makan 7-8 kali sehari
1 bulan : bayi makan 5-6 kali sehari
2 bulan : memakan makanan padat
12 bulan : makanan 3 kali sehari
|
SUMBER : diadaptasi dari Lerner & Hultsch, 1983
1. Pola
Tidur dan Bangun
Salah satu fungsi otak adalah mengontrol
keadaan tidur dan bangun.Jadi, otak mengatur jumlah rangsangan yang diterima
bayi, baik secara internal maupun eksternal.Tidur secara teratur dapat membantu
bayi mencegah rangsangan eksternal sehingga memberikan kesempatan pada fisiknya
untuk beristirahat.Di samping itu, tidur juga berfungsi meningkatkan rangsangan
internal, sehingga dapat mendorong perkembangan otak bayi yang sehat.
Bayi yang baru lahir menghabiskan lebih banyak lebih banyak
waktunya untuk tidur. Rata-rata bayi yang baru lahir tidur selama 16 hingga 17
jam sehari, walaupun ada beberapa hari yang rata-rata tidurnya lebih sedikit,
sekitar 10 hingga 11 jam per hari, dan ada pula yang lebih lama, yaitu sampai
21 jam per hari. Biasanya jumlah tidur bayi itu berkurang secara teratur setiap
bulan. Pada usia kira-kira 1 bulan, umumnya bayi mulai tidur lebih lama pada
malam hari, dan pada usia kira-kira 4 bulan pola tidurnya mendekati pola tidur
orang dewasa, yang menghabiskan masa tidur terlama mereka pada malam hari dan
masa bangun terlama mereka pada siang hari. Pada umur 6 bulan, masa masa tidur
bayi rata-rata hanya 13 hingga 14 jam per hari dan pada umur 24 bulan, hanya 11
hingga 12 jam per hari (Seifert dan Huffnung, 1994: Santrock).
2. Pola
makan dan minum
Perkembangan fiski bayi tergantung pada makanan yang baik selama 2
tahun pertama.Sebagai mana orang dewasa, bayi membutuhkan makanan yang
mengandung sejumlah protein, kalori, vitamin dan mineral.Akan tetapi, sesuai
dengan berat badannya, bayi harus mengkonsumsi makanan jauh lebih banyak
dibandingkan dengan orang dewasa atau anak-anak. Sebagai contoh, tiap hari
selama 3 bulan lebih bayi idealnya harus menerima lebih dari 2 ons cairan 0,5
kg berat badan, sedangkan anak usia 8 tahun lebih hanya memerlukan sekitar
sepertiga jumlah ini (MCLaren, 1991).
Bayi pada usia 4-6 bulan pertama, ASI atau susu formula lain,
merupakan sumber makan dan energy yang utama. Namun belakangan semakin disadari
bahwa pemberian ASI jauh lebih baik dari susu formula lainnya. Sebab, member
ASI berarti member susu yang bersih dan dapat dicerna serta menolong
mengimunisasi bayi yang baru lahir dari penyakit. Setelah usia 6 bulan, secar
berangsur-angsur bayi dapat diperkenalkan dengan makanan padat seperti beras,
gandum atau buah yang disaring. Ketika bayi sudah dapat bersikap toleran
terhadap makan baru ini, orang tua dapat memperkenalkan beberapa makan lain
yang diperlukan untuk lebih mematangkan system pencernaan, seperti daging yand
disaring dan telor.
3. Pola
Buang Air
Buang air yang terkendali atau terlatih merupakan suatu bentuk
keterampilan fisik dan motorik yang harus dicapai oleh bayi.Kemampuan untuk
mengendalikan buang air ini sangat tergantung pada kematangan otot dan motivasi
yang mereka miliki.Ketika baru dilahirkan, bayi belum mampu mengendalikan buang
airnya, sehingga buang air setiap saat. Pada usia 4 bulan, interval buang
airnya sudah bisa diramalkan. Pengendalian buang air besar rata-rata dumulai
pada usia 6 bulan, dan kebiasaan
pengendalian buang air besar baru terbentuk pada akhir masa bayi.
Sedangkan pengendalian buang air kecil mulai pada usia 15 hingga 16 bulan,
namun sampai akhir masa bayi pengendalian buang air kecil ini belum sempurna
(Hurlock, 1980).
D. Perkembangan
Keterampilan Motorik
Keterampilan
motorik adalah gerakan-gerakan tubuh atau bagian-bagian tubuh yang disengaja,
otomatis, cepat dan akurat.Gerakan-gerakan ini merupakan rangkaiankoordinasi
dari berates-ratus otot yang rumi.Keterampilan motorik ini dapat dikelompokan
menurut ukuran otot-otot dan bagian-bagian badan yang terkait, yaitu
keterampilan motorik kasar (gross motor
skill) dan keterampilan motorik halu (fine
motor skill).
Secara
garis besarnya, urutan perkembangan keterampilan motorik ini mengikuti dua
prinsip.Pertama, prinsip
cephalocaudal (dari kepala ke ekor), menunjukan urutan perkembangan, dimana
bagian atas badan lebih dahulu berfungsi dan terampil digunakan sebelum bagian
yang lebih rendah. Bayi terlebih dahulu belajar memutar kepalanya sebelum
belajar menggerakkan kaki dengan sengaja,
dan mereka menggerakkan tangannya sebelum mereka belajar menggerakkan kaki. Kedua prinsip proximodistal (dari dekat
kejauh), menunjukkan perkembangan keterampilan motorik, dimana bagian tengah
badan lebih dahulu terampil sebelum bagian-bagian yang di sekelilingnya atau
bagian yang lebih dahulu terampil sebelum bagian-bagian di sekelilingnya atau
bagian yang lebih jauh. Bayi belajar melambaikan keseluruh lengannya sebelum
belajar menggoyangkan pergelangan tang dan jari-jarinya.
1. Keterampilan
Motorik Kasar
Keterampilan Motorik Kasar (gross
motor skill) meliputi keterampilan otot-otot besar lengan, kaki, dan batang
tubuh, seperti berjalan dan melompat.Sebelum tingkah laku refleks menghilang,
bayi sudah dapat melakukan beberpa gerakan tubuh yang lebih terkendali dan
sengaja.Pada umur kira-kira 4 minggu, umumnya bayi dapat mengangkat kepalanya
dari posisi tengkurap. Pada usia 3 hingga 4 bulan, bayi dapat berguling, dan
pada usia 4 hingga 5 bulan bayi dapat menompang sebagian berat badan dengan
kakinya. Pada usia 6 bulan, bayi dapat duduk tanpa dukungan, dan pada usia 7
bulan dapat merangkak dan berdiri tanpa dukungan. Pada usia 8 bulan, bayi dapat
menyangga tubuh hingga ke posisi berdiri, pada usia 10 hingga 11 bulan dapat
berjalan menggunakan kursi atau meja sebagai alat bantu, dan pada usia 12
hingga 13 bulan bayi pada umumnya dapat berjalan tanpa bantuan (Cratty, 1986;
Santrock, 1995).
Pada usia 13 hingga 18 bulan, anak-anak yang baru belajar dapat
menarik suatu mainan yang diikat dengan tali atau benign, menggunakan kedua
tanga dan kakinya untuk memanjat anak tangga, serta mengendarai mainan roda
empat. Pada usia 18 hingga 24 bulan, anak-anakl yang baru belajar berjalan,
dapat berjalan cepat atau berlari untuk jarak yang pendek, menyeimbangkan kaki
mereka dalam posisi berjongkok sambil bermain dengan benda-benda diatas lantai,
berjaln mundur tanpa kehilangan keseimbangan, berdiri dan menendang bola, serta
melompat di tempat. Secara ringkas, perkembangan keterampilan motorik kasar
selama masa bayi dapat dilihat dalam table 4.3.
TABEL 4.3
PERKEMBANGAN Ketrampilan Motorik Selama Masa Bayi
Ketrampilan Motorik
|
Usia Normatif
|
Mengangkat dagu sambil tengkurap
Mengangkat dada sambil tengkurap
Duduk dengan bantuan
Duduk tanpa bantuan
Berdiri dengan bantuan
Berdiri dengan berpegang pada perabot
Merangkak
Berjalan dengan dibimbing
Berusaha berdiri sendiri
Naik tangga
Berdiri sendiri
Berjalan
Naik turun tangga tanpa bantuan
Dapat lari dan berjalan mundur
|
1 bulan
2 bulan
4 bulan
7 bulan
8 bulan
9 bulan
10 bulan
11 bulan
12 bulan
13 bulan
14 bulan
15 bulan
18 bulan
24 bulan
|
SUMBER : diadaptasi dari Lerner & Hultsch, 1983
2. Keterampilan
Motorik Halus
Keterampilan motorik halus meliputi otot-otot yang kecil yang ada
diseluruh tubuh, seperti menyentuh dan memegang. Bayi dilahirkan dengan
dilengkapi seperangkat komponen penting yang kelak akan menjadi gerakan-gerakan
lengan, tangan dan jari yang terkoordinir dengan baik. Meskipun demikian, pada
saat baru dilahirkan,bayi masih mengalami kesulitan dalam mengontrol
keterampilan motorik halusnya.
Sebagaimana telah disinggung di atas, bayi yang baru lahir dengan
serta merta akan meraih dan menggenggam objek-objek yang dapat mereka lihat di
hadapannya. Tetapi, seperti yang mungkin kita perkirakannya, mereka sering
gagal untuk genggenggam objek-objek tersebut.Mereka sering menyentuh dengan
objek-objek tersebut, tetapi gagal untuk memasukkan kedalam genggamannya.
Keterampilan-keterampilan sederhana, seperti menjangkau dan menggenggam ini
muncul pada usia sekitar 4 atau 5 bulan dan selama 2 tahun pertama kehidupan
bayi keterampilan tersebut semakin baik. Misalnya, pada mulanya bayi hanya
memperlihatkan gerakan yang sederhana pada bahu dan siku, tetapi kemudian
memperlihatkan gerakan pada pergelengan tangan, memutar tangan, dan melakukan
koordinasi antara ibu jari dan jari telunjuk.Misalnya, pada tahun kedua
kelahirannya, kebanyakkan bayi sudah dapat membalik satu persatu halaman-halam
dalam sebuah buku gambar yang besar (Saifert & Hoffnung, 1994; Santrock,
1998).
E. Perkembangan Sensor
Bayi yang baru lahir telah dilengkapi dengan
peralatan yang dirancang sedimikian rupanuntuk mengumpulkan informasi.
Alat-alat yang berfungsi untuk menangkap inilah yang disebut indra (sense)
atau sistem sensorik. Jadi, semua informasi yang datang kepada bayi adalah
melalui indra. Tanpa penglihatan, pendengaran, sentuhan, kecapan, penciuman,
dan indra lain, otak bayi akan terkucil dari dunia, bayi akan hidup dalam
kebisuan, kegelapan, tanpa rasa, tanpa warna, dan kehampaan yang kekal.
Dengan demikian, indra-indra berfungsi
mendeteksi, mentransduksi, dan meneruskan semua informasi yang datang padanya.
Setiap indra mempunyai satu unsur deteksi yang disebut sebagai resptor
(penerima), yaitu satu sel yang secara khusus hanya memberikan respon terhadap
jenis rangsangan yang tertentu saja (Davidoff, 1988). Sensasi (pengindraan)
terjadi ketika sekumpulan mata, telinga, lidah, hidung, dan kulit. Sensasi
pendengaran, misalnya, terjadi ketika gelombang udara yang bergetar dikumpulkan
oleh telinga bagian luar dan ditransmisikan melalui tulang telinga bagian dalam
ke saraf pendengaran. Sensasi ini kemudian disertai dengan pemberian makna, dan
ilmiah yang disebut dengan persepsi. (Schneirla, 1957)
1. Pengecapan
Bayi yang baru lahir juga telah memiliki kepekaan
terhadap rasa. Hal ini terbukti dengan jelas bahwa bayi lebih menyukai rasa
manis dan mereka akan menghisap puting susu tiruan (dot) lebih kuat dan cepat
ketika mengeluarkan air gula dibanding ketika dot itu mengeluarkan air biasa
atau air tawar (Mistretta & Bradley, 1985). Menurut hasil penilitian lain,
bayi-bayi yang baru lahir memperlihatkan suatu ekspresi, seperti senyum,
setelah diberi sesuatu larutan manis. Sebaliknya, mereka akan merengutkan
lidahnya setelah diberi suatu larutan asam (Steiner, 1979 dalam Santrock,
1995). Riset terbaru yang dilakukan dengan mengguakan rekaman video tentang
ekspresi wajah sebagai respons atas pengecapan, menyatakan bahwa bayi baru
lahir dapat membedakan antara semua rasa, manis, asam, asin, dan pahit
(Rosenstein & Oster, 1998).
2. Penciuman
Bayi yang baru lahir juga telah memiliki
reaksi terhadap berbagai bau, baik bau harum maupun busuk. Bau cuka atau
amoniak misalnya, membuat wajah bayi 1 minggu meringis dan megalihkan
kepalanya. Merekapun dapat menemukan arah umum dari bau yang tidak enak. Bayi
yang baru lahir juga dapat mengenali bau payudara ibu mereka. Dalam suatu
penelitian, bayi-bayi yang minum ASI memperlihatkan suatu keinginan yang jelas
atas bau kain pelapis payudara ibu mereka ketika mereka berusia 6 hari. Tetapi
ketika mereka berusia 2 hari, mereka tidak memperlihatkan keinginan ini. Hal
ini menunjukan bahwa bayi memerlukan beberapa hari untuk menyadari bau tersebut
(Santrock, 1995).
3. Pendengaran
Segera setelah kelahirannya, bayi dapat mendengar,
sekalipun tidak sebaik pendengaran orang dewasa. Namun pendengaran bayi ini
akan berkembang, sehingga ia akan memperlihatkan kemampuan melokalisasi sumber
suara dan membedakan keras atau lunaknya serta durasi suara melalui respon yang
berbeda. Brody, Zelazo, &Chaika (1984) menemukan bahwa tiga hari setelah
kelahiran, bayi telah dapat membedakan antara suara-suara yang telah didengar
sebelumnya. Bayi yang baru lahir juga terlihat merespons secara selektif
terhadap ucapan orang dewasa. Menurut Hutt, et. All., (1968), respons selektif
bayi yang baru lahir terhadap ucapan manusia memiliki arti penting bagi
kelangsungan hidupnya, sebab ia menjadi bagian yang vital dalam perkembangan
hubungan kasih sayang antara orang tua dan anak. Hasil penelitian Muir &
Field (1979) jugan menunjukan bahwa sebagian besar bayi akan memutar kepalanya
sekitar 90’ ke arah sumber datangnya suara. Bayi juga mampu memperlihatkan
respons yang berbeda atas suara yang
berbeda, serta kelihatan lebih sensitif terhadap suara manusia yang normal.
4. Penglihatan
Secara psikologis dan anatomis, bayi yang baru lahir
telah memiliki kesiapan untuk merespon secara diferensial berbagai aspek
penglihatannya ( Reese & lipsitt, 1970 ). Mekipun telah memiliki kemampun
untuk merespon lingkungan visual, namun smpai sekarang sedikit orang yang
memahami seberapa banyak bayi benar-benar dapat melihat (Hetherington &
Parke, 1979).
Penelitian mengenai penglihatan bayi yang sekarang ini
dilakukan secara luas, dirangsang oleh studi yang dipelopori oleh Fantz (1963).
Dari studi yang dilakukan oleh Frantz ini, dapat ditarik kesimpulan bahwa :
pertama, bayi yang baru lahir telah mampu membuat diskriminasi visual secara
baik. Kedua, byayi merespon secara selektif berbagai stimulus visual, misalnya
bayi lenih senang melihat wajah, potongan benda yang dicetak, dan sebagainya
daripada melihat warna merah, kuning atau putih (Johnson & Medinnus, 1974).
Meskipun bayi yang baru lahir telah mampu membuat
diskriminasi dan menyeleksi berbagai stimulus visual, namun ketajaman
visualnya, yaitu kemampuan untuk mendeteksi bagian-bagian secara terpisah dari
target penglihatan, belum berkembang secara utuh. Kalau menggunakan bahgan
Snellen (sebuah bagan yang sering digunakan untuk menguji mata), maka ketajaman
visual bayi dibawah 1 bulan berkisar antara 20/200 hingga 20/600. Hal ini
berati bahwa ketajaman penglihatan bayi berkisar antara 10 hingga 30 kali lebih
rendah daripada penglihatan orang dewasa normal (20/20). Kemampuan ini terus
meningkat dengan cepat sepanjang tahun pertama dan sejak 6 bulan hingga 1
tahun, ketajaman visual bayi tampak mendekati penglihatan orang dewasa normal,
bahkan lebih baik, yakni menjadi 20/100 (Santrock, 1995).
F. Perkembangan Otak
Pada waktu bayi masih berada dalam kandungan
ibunya, badannya telah membentuk sekitar 1.5 milyar sel-sel saraf per menit.
Jadi, pada saat dilahirkan, bayi kemungkinan telah memiliki semua sel-sel otak
yang akan dimiliki sepanjang hidupnya. Akan tetapi, sel-sel otak yang akan
dimiliki sepanjang hidupnya. Akan tetapi, sel-sel otak tersebut belum matang dan
jaringan urat saraf masih lemah. Oleh sebab itu, segera setelah lahir hingga
usai 2 tahun, sel-sel otak yang belum matang dan jaringan urat saraf yang masih
lemah itu terus bertumbuh dengan cepat dan dramatis mencapai kematnagn, seiring
dengan pertumbuhan fisilnya. Pada saat lahir, berat otak bayi sperdelapan dari
berat totalnya atau sekitar 25% dari berat otak dewasanya, maka pada ulangtahun
kedua otak bayi sudah mencapai kira-kira 75%dari otak dewasanya (Myer, 1996;
Zigler & Stevenson, 1993).
DAFTAR PUSTAKA
Brody, L.
Zelazo, P & Chaika, H. 1984. “Habituation
Dishabituation to Speech in the Neonate”. Developmental Psychology.
20:114-119.
Desmita. 2012. Psikologi Perkembangan. Bandung: PT
Remaja Rosdakarya.
Hurlock, Elizabeth B.1980.
Psikologi Perkembangan
Suatu Pendekatan Sepanjang Kehidupan. Jakarta: Erlangga.
Hetherington, E.
Mavis dan Ross D. Parke. 1979. Child
Psychology : A Contemporary Viewpoint. New York:McGrew-Hill.
Johnson, R.C. & Medinnus, G.R. 1974. Child Psychology Behavior and Development. Canada:Wiley.
Mar’at, Samsunuwiyati. 2006. Psikologi Perkembangan. Bandung: PT.
Remaja Rosdakarya.
Mistretta, C
& Bradley, R. 1985. “Development of
the Sense of Teste”. Dalam E. Blass (Ed). Handbook of Behavioral Neurobiology. New york: Plenum Press.
Muir,D. &
Field. J. 1979. “Newborn Infants Orient
to Sounds”.Child Development hal 431-436.
Myers, David G.
1996. Exploring Psychology. New
York:Worth Publishers.
Rosentein, D
& Oster, H. 1988. “Differential
Facial Responses to Four Basic Tastes in New-Borns”. Child Development.
59:1555-1568.
Seifert, K.L. dan
Hoffnung, R.J. 1994. Child and Adolescent
Development. Boston: Hughton Mifflin Company.
Santrock, Johm W. 1998. Child
Development (8th ed). Boston: Massachusetts, dsb: McGraw Hill Companies.
1995. Life-Span Development (5th ed). Medison:Wm.C.Brown
dan Bencmark, Inc.
Zigler, Edward
F. Dan Stevenson, Matia Finn. 1993. Children
in a Changing World:Development and Social Issues. Chalifornia: Brooks/Cole
Publishing Company, Pacific Grove.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar