“PERKEMBANGAN FISIK MASA DEWASA”
A.
PEMBAGIAN MASA DEWASA
Menurut Elizabeth B. Hurlock
dalam (Yudrik Jahja, 2009:246) membagi masa dewasa menjadi tiga bagian yaitu:
1.
Masa dewasa awal (Masa Dewasa Dini/ Young Adult)
Istilah
adult
atau dewasa awal berasal dari bentuk lampau kata adultus yang berarti
telah tumbuh menjadi kekuatan atau ukuran yang sempurna atau telah menjadi
dewasa. Hurlock (1991) mengatakan bahwa masa dewasa awal dimulai pada umur 18
tahun – 40 tahun, saat perubahan-perubahan fisik dan psikologis yang menyertai
berkurangnya kemampuan reproduktif.
Masa dewasa
awal adalah masa pencarian kemantapan dan masa reproduktif yaitu suatu masa
yang penuh dengan masalah dan ketegangan emosional, periode isolasi sosial,
periode komitmen dan masa ketergantungan, perubahan nilai-nilai, kreativitas,
dan penyesuaian diri pada pola hidup yang baru. Kisaran umur antara 21 sampai
40 tahun.
Perkembanagan
fisik sesudah masa ini mengalami degradasi sedikit demi sedikit mengikuti
bertambahnya umur. Pada masa dewasa awal motivasi untuk meraih sesuatu
yang sangat besar didukung oleh kekuatan fisik yang prima, sehingga ada
steriotipe yang mengatakan bahwa masa dewasa awal adalah masa dimana kekuatan
fisik daripada kekuatan rasio dalam menyelesaikan suatu masalah.
Ciri-ciri fisik dewasa awal, yaitu:
1.
Efisiensi fisik
mencapai puncaknya, terutama pada usia 23-27 tahun;
2.
Kemampuan reproduktif mereka berada di tingkat
yang paling tinggi, pada perempuan menjadi masa kesuburan yang baik
3. Kekuatan tenaga dan motorik mencapai masa puncak
4. Kesehatan fisik berada pada keadaan baik.
2.
Masa Dewasa Madya (Middle Adulthood)
Masa
dewasa madya ini berlangsung dari umur 40 sampai 60 tahun. Ciri-cirinya yang
menyangkut pribadi dan sosial yaitu: masa dewasa madya merupakan masa transisi,
dimana pria dan wanita meninggalkan ciri-ciri jasmani dan perilaku masa
dewasanya dan memasuki suatu periode dalam kehidupan dengan ciri-ciri jasmani
dan perilaku yang baru. Perhatian terhadap agama lebih besar dibandingkan
dengan masa sebelumnya, dan kadang-kadang minat dan perhatiannya terhadap agama
ini dilandasi kebutuhan pribadi dan sosial.
Peneliatian
Nowark (1977) yang dikutip dari Santrock (1995), menemukan bahwa perempuan yang
berusia dewasa madya menganggap tanda-tanda penuaan sebagai pengaruh negatif
terhadap penampilan fisiknya. Ciri-ciri fisik dewasa tegah, yaitu:
1. Berat badan bertambah, bahu seringkali membentuk bulat,
dan terjadi penggemukan seluruh tubuh yang membuat perut kelihatan menonjol
sehingga seseorang kelihatan lebih pendek
2. Otot menjadi lembek dan mengendur disekitar dagu, pada
lengan dibagian atas dan perut.
3. Mulai menurunnya kekuatan fisik, fungsi motorik dan
sensori
4. Gangguan pada ersendian, tungkai, lengan yang membuat
mereka sulit berjalan dan memegang benda yang jarang terjadi pada usia muda
5. Mulai terjadinya proses menua secara gradual, maksudnya
terlihat tanda-tanda bahwa dirinya mulai tua, seperti tumbuhnya uban di kepala,
rambut pada wajah tumbuh lebih lambat dan kurang subur, adanya kerutan-kerutan
pada bagian wajah, kemampuan fungsi mata berkurang.
6. Rambut pada pria mulai jarang, menipis, dan terjadi
kebotakan pada bagian atas kepala, rambut di hidung, telinga, dan bulu mata
menjadi lebih kaku
7. Rambut pada wanita semakin tipis dan rambut di atas bibir
dan dagu bertambah banyak;
8.
Terjadinya
perubahan-perubahan seksual. Kaum laki-laki dapat mengalami Climacterium
dan wanita dapat mengalami Menopause. Climacterium dan menopause
merupakan tanda berhentinya kemampuan menghasilkan keturunan dan dapat
menimbulkan penyakit Melancholia involutive (cemas dan merasa diri tak
berguna) peristiwa ini bagi laki-laki lebih lambat datangnya daripada wanita
Ciri-ciri fisik sindrom Menopause:
1.
Sistem reproduksi
menurun dan berhenti
2.
Penampilan
kewanitaan menurun
3.
Ketidaknyamanan
fisik
4.
Berat badan
bertambah
5.
Penonjolan pada
jari
6.
Perubahan
kepribadian
Ciri-ciri sindrom Climaterium pada pria:
1.
Rusaknya fungsi
organ seksual
2.
Nafsu seksual
menurun
3.
Penampilan kelakian
menurun
4.
Gelisah akan
kepribadian
5.
Ketidaknyamanan
fisik
6.
Menurunnya kekuatan
dan daya tahan tubuh.
3.
Masa Dewasa Lanjut (Masa Tua/Older Adult)
Usia
lanjut adalah periode penutup dalam rentang hidup seseorang. Masa ini dimulai
dari umur 60 tahun sampai akhir hayat, yang ditandai dengan adanya perubahan
yang bersifat fisik dan psikologis yang semakin menurun. Adapun ciri-ciri yang
berkaitan dengan penyesuaian pribadi dan sosialnya sebagai berikut: perubahan
yang menyangkut kemampuan motorik, kekuatan fisik, perubahan dalam fungsi
psikologis, perubahan dalam sistem saraf, dan penampilan.
Sedangkan
pandangan orang Indonesia, lansia adalah orang yang berumur lebih dari 60
tahun. Lebih dari 60 tahun karena pada umunya di Indonesia dipakai sebagai usia
maksimal kerja dan mulai tampaknya ciri-ciri ketuaan. Ciri-ciri fisik
lansia, yaitu:
1. Kekuatan fisik dan motorik sangat kurang, kadang-kadang
ada sebagian fungsi organ tubuhnya tidak dapat dipertahankan lagi
2. Sejumlah neuron dan unit-unit sel dasar dari sistem saraf
menghilang
3. Kesehatan rata-rata sangat menurun, sehingga sering
sakit-sakitan
4. Perubahan pada gigi, gigi menjadi kuning dan tanggal
serta gusi menyusut dan harus lebih sering diganti sebagian atau seluruhnya
dengan gigi palsu
5. Biji mata menyusut
6. Mata kelihatan kurang bersinar daripada ketika mereka
masih muda, dan cenderung mengeluarkan kotoran mata yang menumpuk di sudut mata.
7. Perubahan pada kulit wajah, leher, lengan dan tangan
menjadi lebih kering dan keriput. Kulit di bagian bawah mata mengembung
seperti kantung, dan lingkaran hitam di bagian ini menjadi lebih permanen dan
jelas. Warna merah kebiruan sering muncul di sekitar lutut dan di tengah tengkuk
8. Tulang-tulang menjadi rapuh
9. Tulang belakang menjadi bungkuk.
B.
CIRI-CIRI MANUSIA DEWASA
Masa
dewasa dikatakan sebagai masa sulit bagi individu karena pada masa ini
seseorang dituntut untuk melepaskan ketergantungannya tehadap orang tua dan
berusaha untuk dapat mandiri. Menurut Yudrik Jahja, 2011:247 ciri-ciri masa
dewasa dini yaitu:
1.
Masa Pengaturan
(Settle Down)
2.
Masa Usia Produktif
3.
Masa Bermasalah
4.
Masa Ketegangan
Emosional
5.
Masa Keterasingan
Sosial
6.
Masa Komitmen
7.
Masa Ketergantungan
8.
Masa Perubahan Nilai
9.
Masa Penyesuaian
Diri dengan Hidup Baru
10.
Masa Kreatif
C.
PERKEMBANGAN FISIK
Dilihat dari aspek perkembangan fisik, pada awal masa
dewasa kemampuan fisik mencapai puncaknya, dan sekaligus mengalami penurunan
selama periode ini. Dalam pembahasan akan diuraikan beberapa gejala penting
dari perkembangan fisik yang terjadi selama masa dewasa, meliputi kesehatan
badan, sensor dan perseptual, serta otak.
1.
Kesehatan Badan
Bagi
kebanyakan orang, awal masa dewas ditandai dengan memuncaknya kemampuan dan
kesehatan fisik. Mulai dari sekitar usia 18 sampai 25 tahun, individu memiliki
kekuatan terbesar, gerak-gerak refleks mereka sangat cepat. Lebih dari itu,
kemampuan reproduktif mereka berada ditingkat yang paling tinggi. Meskipun pada
awal masa dewasa kondisi kesehatan fisik mencapai puncaknya, namun selama
periode ini penurunan keadaan fisik juga terjadi. Sejak usia 25 tahun,
perubahan-perubahan fisik mulai terlihat. Perubahan-perubahan ini sebagian
besar lebih bersifat kuantitaf dari pada kualitatif. Secara berangsur-angsur,
kekuatan fisik mengalami kemunduran, sehingga lebih mudah terserang penyakit.
Akan tetapi, bagaimanapun juga seseorang masih tetap cukup untuk melakukan
aktifitas normal. Bahkan bagi orang-orang yang selalu menjaga kesehatan dan
melakukan olahraga secara rutin masih terlihat bugar.
Bagi
wanita, perubahan biologis yang utama terjadi selama pertengahan masa dewasa
adalah perubahan dalam hal kemampuan reproduktif, yakni mulai mengalami
menopause atau berhentinya menstruasi dan hilangnya kesuburan. Pada umumnya
menopause mulai terjadi pada usia sekitar 50 tahun, tetapi ada juga yang sudah
mengalami menopause pada usia 40. Peristiwa menopause disertai dengan
berkurangnya homon estrogen. Bagi sebagian besar perempuan, menopause tidak
menimbulkan problem psikologis. Tetapi, bagi sebagian lain menopause telah
menyebabkan munculnya sejumlah besar gejala psikologis, termasuk depresi dan
hilangnya ingatan. Sejumlah studi belakangan ini menunjukkan bahwa
problem-problem tersebut sebenarnya lebih disebabkan oleh reaksi terhadap usia
tua yang dicapi oleh wanita dalam suatu masyarakat yang sengat menghargai
anak-anak muda dari pada peristiwa menopause itu sendiri (Feldman,1996 dalam
Desmita,2009:235).
Bagi
laki-laki, proses penuaan selama masa pertengahan dewasa tidak begitu kentara
karena tidak ada tanda-tanda fisiologis dari peningkatan usia seperti
berhentinya haid pada perempuan. Lebih dari itu,laki-laki tetap subur dan mampu
menjadi ayah anak-anak sampai memasuki usia tua. Hanya beberapa kemunduran fisik juga terjadi
secara berangsur-angsur, seperti berkurangnya produksi air mani dan frekuensi
orgasme yang cenderung merosot.
Penelitian
Daniel Levinson dan teman-temannya terhadap 40 orang pria Amerika yang berusia
40 tahun, menemukan bahwa salah satu perubahan penting yang terjadi pada masa
dewasa awal ini adalah menurunnya kekuatan fisik dan psikologis. Pada akhir
usia 30-an dan awal 40-an, umumnya pria menyadari bahwa dirinya sudah tidak
ladi berada di puncak kemudaannya. Dia tidak bisa lagi berlari cepat,
mengangkat benda yang berat, dan sedikit tidur. Penglihatan dan pendengarannya
mulai berkurang ketajamannya, daya ingatnya melemah, dan sulit sekali untuk
belajar dan mengingat informasi tertentu. Dia menjadi lebih rentan terhadap
penyakit dan lebih gampang terkena penyakit parah, sehingga mungkin dapat
menimbulkan cacat seumur hidup atau bahkan kematian (Davidoff, 1988 dalam
Desmita, 2009:235).
Pada
masa tua atau masa dewasa akhir, sejumlah perubahan pada fisik semakin terlihat
sebagai akibat dari proses penuaan. Di antara perubahan-perubahan fisik yang
paling kentara pada masa tua ini terlihat pada perubahan seperti rambut menjadi
jarang dan beruban, kulit mengering dan mengerut, gigi hilang dan gusi
menyusut, konfigurasi wajah berubah, tulang belakang menjadi bungkuk. Kekuatan
dan ketangkasan fisik berkurang, tulang-tulang menjadi rapuh, mudah patah dan
lambat untuk dapat diperbaiki kembali. Sistem kekebalan tubuh melemah, sehingga
orang tua rentan terhadap berbagai penyakit, seperti kanker dan radang
paru-paru.
2.
Perkembangan Sensori
Pada
awal masa dewasa, penurunan fungsi penglihatan dan pendengaran mungkin belum
kentara. Akan tetapi, pada masa dewasa tengah perubahan-perubahan dalam
penglihatan dan pendengaran merupakan dua perubahan fisik yang paling menonjol.
Pada usia antara 40 dan 59 tahun, daya akomodasi mata mengalami penurunan
paling tajam. Karena itu, banyak orang pada usia setengah baya mengalami
kesulitan dalam melihat objek-objek yang dekat (Kline & Schieber, 1985
dalam Desmita, 2009:236). Sementara itu, pendengaran juga mengalami penurunan
pada usia sekitar 40 tahun. Penurunan dalam hal pendengaran ini lebih terlihat
pada sensitivitas terhadap nada tinggi. Dalam hal penurunan sensitivitas terhadap
nada tinggi ini, terdapat perbedaan jenis kelamin, yakni laki-laki biasanya kehilangan
sensitivitasnya terhadap nada tinggi lebih awal dibandingkan pereempuan.
Perbedaan jenis kelamin ini mungkin lebih disebabkan oleh pengaruh pengalaman
laki-laki terhadap suara gaduh dalam pekerjaan sehari-hari, seperti
pertambangan, perbengkelan, dan sebagainya.
Selanjutnya
pada masa dewasa akhir, perubahan-perubahan sensori fisik melibatkan indera
penglihatan, indera pendengaran, indera perasa, indera pencium, dan indera
peraba. Perubahan dalam indera penglihatan pada masa dewasa akhir misalnya tampak
pada berkurangnya ketajaman penglihatan dan melambatnya adaptasi terhadap
perubahan cahaya. Biji mata menyusut dan lensanya menjadi kurang jernih,
sehingga jumlah cahaya yang diperoleh retina berkurang. Retina orang tua usia
65 tahun hanya mampu menerima jumlah cahaya sepertiga dari jumlah cahaya yang
diperolehnya pada usia 20 tahun (Kline & Schieber, 1985 dalam Desmita,
2009:236). Demikian juga halnya dengan pendengaran, diperkirakan sekitar 70%
dari orang usia 75-79 tahun mengalami berbagai jenis permasalahan pendengaran,
dan sekitar 15% dari populasi di atas usia 65 tahun mengalami ketulian, yang
biasanya disebabkan oleh kemunduran selaput telinga (Cochela). Sementara itu, penurunan juga terlihat dalam kepekaan
terhadap rasa dan bau. Dalam hal ini, kepekaan terhadap rasa pahit dan asam
bertambah lebih lama dibandingkan kepekaan terhadap rasa manis dan asin
(Santrock, 1995 dalam Desmita, 2009:237).
3.
Perkembangan Otak
Mulai
masa dewasa awal, sel-sel otak juga berangsur-angsur berkurang. Tetapi, perkembangbiakan
koneksi neural (Neural Conection), khususnya
bagi orang-orang yang tetap aktif, membantu mengganti sel-sel yang hilang. Hal
ini membantu menjelaskan pendapat umum bahwa oragn dewasa yang tetap aktif,
baik secara fisik, seksual, maupun secara mental, menyimpan lebih banyak
kapasitas mereka untuk melakukan aktivitas-aktivitas demikian pada tahun-tahun
selanjutnya.
Pada
usia tua, sejumlah neuron, unti-unit sel dasar dari sistem saraf menghilang.
Menurut hasil jumlah penelitian, kehilangan neuron itu diperkirakan mencapai
50% selama tahun-tahun masa dewasa. Tetapi, penelitian lain memperkirakan bahwa
kehilangan itu lebih sedikit. Bagaimanapun
juga, menurut Santrock (1995) dalam Desmita (2009:237), diperkirakan
bahwa 5 hingga 10% dari neuron kita berhenti tumbuh sampai kita mencapai usia
70 tahun. Setelah itu, hilangnya neuron akan semakin cepat.
Hilangnya
sel-sel otak dari sejumlah orang dewasa di antarnya disebabkan oleh serangkaian
pukulan kecil, tumor otak, atau karena terlalu banyak minum-minuman beralkohol.
Semua ini akan semakin merusak otak, menyebabkan terjadinya erosi mental, yang
sering disebut dengan kepikunan (Senility). Bahkan, juga dapat menimbulkan
penyakit otak yang lebih menakutkan lagi, yaitu penyakit Alzheimer yang di
derita 3% dari populasi dunia berusia 75 tahun. Alzheimer dapat merusak
kecerdasan pikiran. Pertama-tama Alzheimer menyebabkan memori berkurang,
kemudian penalaran dan bahasa memburuk. Sebagai penyakit yang menjalar cepat,
setelah 5 hingga 20 tahun, penderita menjadi kehilangan arah, kemudian tidak
dapat mengendalikan diri, dan akhirnya kosong secara mental, hidup menjadi
merana (Myers, 1996 dalam Desmita, 2009:237).
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
Istilah adult atau dewasa awal
berasal dari bentuk lampau kata adultus yang berarti telah tumbuh
menjadi kekuatan atau ukuran yang sempurna atau telah menjadi dewasa. Menurut
Elizabeth B. Hurlock dalam (Yudrik Jahja, 2009:246) membagi masa dewasa menjadi
tiga bagian yaitu: Masa dewasa awal (Masa
Dewasa Dini/ Young Adult), Masa Dewasa Madya (Middle Adulthood), Masa Dewasa
Lanjut (Masa Tua/Older Adult).
Dilihat dari aspek perkembangan
fisik, pada awal masa dewasa kemampuan fisik mencapai puncaknya, dan sekaligus
mengalami penurunan selama periode ini.
Bagi kebanyakan orang, awal
masa dewas ditandai dengan memuncaknya kemampuan dan kesehatan fisik. Mulai
dari sekitar usia 18 sampai 25 tahun, individu memiliki kekuatan terbesar,
gerak-gerak refleks mereka sangat cepat. Lebih dari itu, kemampuan reproduktif
mereka berada ditingkat yang paling tinggi. Meskipun pada awal masa dewasa
kondisi kesehatan fisik mencapai puncaknya, namun selama periode ini penurunan
keadaan fisik juga terjadi.
Pada awal masa dewasa,
penurunan fungsi penglihatan dan pendengaran mungkin belum kentara. Akan tetapi,
pada masa dewasa tengah perubahan-perubahan dalam penglihatan dan pendengaran
merupakan dua perubahan fisik yang paling menonjol. Mulai masa dewasa awal,
sel-sel otak juga berangsur-angsur berkurang. Menurut Santrock (1995) dalam
Desmita (2009:237), diperkirakan bahwa 5 hingga 10% dari neuron kita berhenti
tumbuh sampai kita mencapai usia 70 tahun. Setelah itu, hilangnya neuron akan
semakin cepat.
DAFTAR PUSTAKA
Davidoff, L.L. 1997. Introduction
to Psychology. Terj. Mari Juniati. Jakarta:
Erlangga.
Desmita. 2009. Psikologi
Perkembangan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Feldman, Robert S. 1996. Understanding Psychology. New York: McGraw Hill.
Hurlock, Elizabeth B. 1991. Psikologi Perkembangan Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang Kehidupan. Jakarta:
Erlangga.
Jahja, Yudrik. 2011. Psikologi
Perkembangan. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
Kline, D.W. & Scheiber. F. 1985. “Vision and Aging”. Dalam J.E. Birren & K.W. Schei (Ed). Handbook of the Psychology of Aging (2th
ed). New York: Van Nostrand Reinhold.
Myers, David G. 1996. Exploring
Psychology. New York: Worth Publishers.
Santrock, John W. 1998. Child Development (8th ed). Boston: Massachusetts, dsb: McGraw Hill
Companies.
1995. Life-Span Development (5th ed). Medison:Wm.C.Brown dan Bencmark,
Inc.