MENINGKATKAN PARTISIPASI SISWA
MELALUI PEMBELAJARAN PAIKEM GEMBROT DI DALAM KELAS
Oleh : Nunung Nurhayati
40213164
Email : nhuynhuy1994@gmail.com
Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
ABSTRACT
Moelyarto Tjokrowinoto mengatakan
bahwa partisipasi adalah penyertaan mental dan emosi seseorang di dalam situasi
kelompok yang mendorong mereka untuk mengembangkan daya pikir dan perasaan
mereka bagi tercapainya tujuan-tujuan, bersama bertanggung jawab terhadap tujuan
tersebut. Partisipasi akan mempengaruhi keberhasilan dalam proses pembelajaran.
Sebagian siswa kurang berpartisipasi salah satunya karena model pembelajaran
yang membosankan. Sehingga guru dituntut agar bisa menciptakan kreativitas yang
bisa membuat siswa ikut aktif dalam pembelajaran dan pembelajaran yang berpusat
pada siswa (Studient Center) , salah
satunya dengan pembelajaran PAIKEM
GEMBROT (Pembelajaran Aktif, Inovatif, Kreatif, Efektif,
Menyenangkan,Gembira dan Berbobot). Dengan pembelajaran ini siswa dan guru bisa
berinteraksi, suasana menyenangkan menjadikan proses belajar menarik.
Key
word : Partisipasi, PAIKEM GEMBROT
PENDAHULUAN
Siswa
dalam pembelajaran di kelas seharusnya ikut berpartisipasi dalam setiap proses
pembelajaran yang berlangsung di kelas. Kemampuan seorang siswa dalam
berpartisipasi setiap proses pembelajaran akan mempengaruhi keberhasilan
pembelajaran yang berlangsung di kelas dan menciptakan suasana belajar yang menyenangkan,
hidup dan bermakna. Hoofsteed (1971:13)
mengatakan bahwa “Partisipasi merupakan turut berperan serta dalam suatu
kegiatan, keikutsertaan dalam kegiatan, peran serta aktif dan prooaktif dalam
suatu kegiatan”. Sehingga dari pernyataan itu dapat disimpulkan bahwa kegiatan
partisipasi menuntut siswa untuk berperan serta aktif dalam proses belajar
mengajar yang berlangsung di kelas.
Partisipasi
merupakan unsur yang sangat penting sekali bagi keberhasilan belajar siswa,
namun sering kali diabaikan oleh sebagian besar guru yang mengajar di sekolah
dasar. Seiring dengan perkembangan teknologi serta teori-teori pembelajaran
maka guru dituntut untuk menguasai dan memilih pendekatan, model, strategi dan
metode pembelajaran yang tepat. Guru perlu mengembangkan strategi pembelajaran
yang berorientasi pada siswa (Studient Centered) agar siswa
terdorong untuk berpartisipasi aktif dalam proses pembelajaran, salah satu
strategi yang harus dikuasai yaitu Pembelajaran, Aktif, Inovatif, Kreatif,
Efektif, Menyenangkan, Gembira dan Berbobot (PAIKEM GEMBROT) diharapkan mampu
memotivasi, menstimulus terciptanya dinamika pembelajaran yang sehat dan
kondusif yang bermuatan pada peningkatan mutu proses dan hasil belajar.
PARTISIPASI
Partisipasi
berasal dari bahasa inggris, “Participate” artinya mengikutsertakan atau
pengambilan.“Partisipation”artinya pengambilan
bagian atau pengikutsertaan (Jhon F.Echols,1988:419). Menurut Moelyarto Tjokrowinoto Partisipasi
adalah penyertaan mental dan emosi seseorang di dalam situasi kelompok yang
mendorong mereka untuk mengembangkan daya pikir dan perasaan mereka bagi
tercapainya tujuan-tujuan, bersama bertanggung jawab terhadap tujuan
tersebut.(1974:37). Menurut Keith Devis
Partisipasi adalah keterlibatan mental dan emosi seseorang dalam situasi
kelompok yang mendorongnya untuk memberikan sumbangan kepada kelompok dalam
usaha mencapai tujuan serta tanggung jawab terhadap yang bersangkutan.(1968:168).
Dalam
definisi partisipasi kata kunci pemikirannya adalah keterlibatan emosi dan
mental. Dapat dikatakan bahwa partisipasi adalah suatu gejala demokrasi dimana orang
diikutsertakan dalam suatu perencanaan serta dalam pelaksanaan dan juga ikut
memikul tanggung jawab sesuai dengan tingkat kematangan dan tingkat
kewajibannya. Partisipasi siswa dalam pembelajaran merupakan keterlibatan siswa
dalam proses untuk mencapai sebuah tujuan yaitu hasil belajar siswa yang
memuaskan. Menurut Muhibbin Syah (2003) faktor yang mempengaruhi hasil belajar siswa.
Pertama Faktor Internal (dari dalam individu belajar) aspeknya fisiologis dan
psikologis (misalnya kecerdasan, motivasi berprestasi dan kemampuan kognitif),
sedangkan faktor eksternal meliputi lingkungan dan instrumental (guru,
kurikulum dan model pembelajaran yang diterapkan).
Rendahnya partisipasi belajar siswa disebabkan
karena guru belum menggunakan model pembelajaran yang inovatif serta dalam
mendesain skenario pembelajaran belum disesuaikan dengan karakteristik materi
maupun kondisi siswa sehingga memungkinkan siswa kurang aktif dan kreatif. Guru
cenderung menggunakan model pembelajaran konvensional yang bersifat satu arah
yang mengakibatkan pembelajaran tampak kering dan membosankan. Kegiatan
pembelajaran masih didominasi guru, siswa sebagai objek bukan subyek.
Menurut
Gagne dan Briggs dalam Maritins Yamin (2007:84) ada serangkaian kegiatan untuk
menumbuhkan partisipasi siswa, meliputi memberikan motivasi atau menarik
perhatian siswa, menjelaskan instruksional (kemampuan dasar) kepada siswa,
mengingatkan kompetensi prasyarat, memberikan stimulus (masalah, topik dan
konsep) yang akan dipelajari, memberi petunjuk kepada siswa cara mempelajarinya,
memunculkan aktivitas, memberikan umpan balik, memberikan latihan berupa tes,
menyimpulkan setiap materi yang disampaikan.
Prinsip – prinsip Pembelajaran
Partisipasi
Prinsip
pembelajaran partisipasi, pertama Berdasarkan kebutuhan belajar (learning
needs based), pelajar akan belajar secara efektif dalam
proses pembelajaran apabila semua komponen
program belajar dapat membantu
peserta didik untuk
memenuhi kebutuhannya. Dalam hal
ini adalah kebutuhan sebagai guru sesuai dengan tugas dan fungsinya yang
sekaligus sebagai fasilitator. Berorientasi pada tujuan kegiatan
pembelajaran (learning goals and objectives oriented), dalam kegiatan belajar
partisipatif direncanakan dan dilaksanakan untuk mencapai tujuan belajar yang telah
diprogramkan. Jadi dalam setiap proses
kegiatan belajar diarahakan untuk mencapai
tujuan belajar yang telah disusun oleh sumber belajar/ guru
dan peserta didik. Berpusat pada peserta didik (participant centered), dalam kegiatan
belajar partisipatif itu dilakukan atas dasar
kesesuaian dengan latar belakang kehidupan peserta didik. Latar belakang
kehidupan meliputi pendidikan, pergaulan, agama dan sebagainya. Dalam
penyusunan proses kegiatan belajar peserta didik memegang peranan utama
sehingga peserta didik dapat merasakan bahwa kegiatan belajar itu menjadi milik
peserta didik sendiri, berkewajiban dan bertanggung jawab untuk melakukan
proses yang telah ditetapkan oleh mereka. Dan berangkat dari pengalaman belajar (experiental
learning), Prinsip belajar memberi arah bahwa kegiatan belajar partisipatif disusun dan dilaksanakan
berawal dari pengalaman yang telah dimiliki
oleh peserta didik. Proses kegiatan belajar merupakan
kegiatan peserta didik yang dilakukan secara bersama di dalam situasi
pengalaman nyata, baik pengalaman dalam
tugas yang dilakukan sehari-hari maupun
pengalaman sebagai pelajar, maka pendekatan yang digunakan dalam proses kegiatan
belajar mengutamakan pendekatan pemecahan
masalah. Pemecahan masalah ini merupakan pembelajaran yang lebih banyak
menumbuhkan partisipasi peserta didik, nilai dan keterampilan yang telah
dimiliki oleh peserta didik dan lebih menitikberatkan pada pendekatan pemecahan masalah.
Prinsip-prinsip pembelajaran partisipatif di atas
memberikan pengertian bahwa
peserta didik dalam pembelajaran partisipatif benar-benar diuntungkan. Karena
kegiatan pembelajaran partisipatif bertujuan untuk menjadikan peserta didik
sebagai pusat dari kegiatan seluruh kegiatan pembelajaran.
PAIKEM GEMBROT
PAIKEM
suatu akronim yang digunakan pada konteks pembelajaran. Seperti ASIK (Aktif,
Senang, Inovatif dan Kreatif) atau dikenal dengan PAKEM. Namun seiring
perkembangannya menjadi PAIKEM (Pembelajaran, Aktif, Inovatif, Kreatif, Efektif,
dan Menyenangkan). Di Jawa Tengah di tambah GEMBROT ( Gembira dan Berbobot),
sehingga jadi PAIKEM GEMBROT. Menurut Syah
dan Kariadinata (2009:1), PAIKEM didefinisikan sebagai pendekatan mengajar (approach to teaching) yang digunakan
bersama metode tertentu dan berbagai media pengajaran yang disertai penataan
lingkungan sedemikian rupa agar proses pembelajaran menjadi aktif, inovatif,
kreatif, efektif dan menyenangkan. PAIKEM merupakan strategi pembelajaran untuk
mengembangkan keterampilan dan pemahaman siswa, dengan penekanan pada belajar
sambil bekerja (Learning by doing).
PAIKEM
Menurut Suparlan dkk, (2008:70). Aktif dimaksudkan bahwa dalam proses
pembelajaran, guru harus menciptakan suasana sedemikian rupa, sehingga siswa aktif
bertanya, mempertanyakan, mengemukakan gagasan dan memecahkan masalah. Inovatif yaitu guru harus menciptakan
kondisi belajar dan kegiatan pembelajaran yang baru sesuai tuntutan dan
perkembangan pendidikan. Kreatif
guru diharapkan mampu menciptakan kegiatan belajar yang beragam, sehingga
memenuhi berbagai tingkat kemampuan siswa. Efektif
artinya pembelajaran itu bermakna bagi siswa. Menghasilkan apa yang harus
dikuasai siswa setelah proses pembelajaran yakni mencapai tujuan/kompetensi
yang ditetapkan. Menyenangkan adalah
membuat suasana belajar mengajar yang menyenangkan, sehingga siswa memusatkan
perhatiannya secara penuh pada belajar dan waktu curah anak pada pelajaran
makin tinggi.
Pembelajaran Aktif Inovatif Kreaif
Efektif dan Menyenangkan merupakan pembelajaran yang berpusat pada siswa.
Menurut Suparlan dkk (2008:74) ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam
melaksanakan PAIKEM: Memahami sifat yang dimiliki anak, pada
dasarnya anak memiliki rasa ingin tahu dan berimajinasi, kedua sifat itu
merupakan modal dasar bagi perkembangan sikap berfikir kritis dan kreatif. Mengenal
anak secara peroranagan, setiap anak berasal dari lingkungan keluarga
yang bervariasi dan kemampuan yang berbeda, perbedaan itu harus diperhatikan
sehingga guru dapat membantunya bila kesulitan agar belajar jadi optimal. Memanfaatkan
perilaku anak dalam pengorganisasian belajar, sebagai makhluk sosial
sejak anak kecil secara alami bermain berpasang dan berkelompok. Sehingga
perilaku itu bisa dimanfaatkan dalam pembelajaran, dengan duduk berkelompok
akan memudahkan dalam berinteraksi dan bertukar fikiran dalam menyelesaikan masalah. Mengembangkan
kemampuan berfikir kritis, kreatif dan kemampuan memecahkan masalah, kemampuan
berfikir kritis untuk menganalisis masalah dan kreatif untuk melahirkan
alternatif memecahkan masalah. Mengembangkan ruang kelas yang menarik, misal
hasil pekerjaan siswa sebaiknya dipajang untuk memberikan motivasi siswa agar
lebih baik lagi dan memberikan motivasi bagi siswa lainnya. Memanfaatkan
lingkungan sebagai sumber belajar, lingkunan (fisik, sosial dan budaya)
sehingga dapat mengembangkan sejumlah keterampilan. Memberikan umpan balik yang baik
untuk meningkatkan kegiatan belajar, umpan balik hendaknya lebih
mengungkapkan kekuatan dari pada kelemahan siswa dan diberikan secara santun
untuk menanamkan rasa percaya diri. Membedakan antara aktif fisikal dan aktif
mental, aktif mental lebih diutamakan dari pada aktif fisik,
dimaksudkan agar menimbulkan rasa berani pada siswa. Guru hendaknya mampu
menghilangkan perasaan penyebab rasa takut itu.
Penerapan PAIKEM GEMBROT
dalam Proses Pembelajaran
Menurut Ramadhan (2008) secara garis
besar penerapan PAIKEM dalam pembelajaran dapat digambarkan pertama, siswa
terlibat dalam berbagai kegiatan yang mengembangkan pemahaman dan kemampuan
mereka dengan penekanan pada belajar melalui berbuat. Selain itu guru
menggunakan alat bantu dan berbagai cara untuk membangkitkan motivasi semangat
termasuk menggunakan lingkungan sebagai sumber belajar untuk menjadikan
pembelajaran menarik, menyenangkan dan cocok bagi siswa. Kemudian guru mengatur
kelas dengan memajang buku-buku dan bahan belajar yang lebih menarik dan
menyediakan “Pojok Baca”. Disini guru bisa menerapkan gaya belajar yang lebih
kooperatif dan interaktif termasuk cara belajar kelompok. Selanjutnya guru
mendorong siswa untuk menemukan caranya sendiri dalam pemecahan masalah untuk
mengungkapkan gagasannya dan melibatkan siswa dalam menciptakan lingkungan
sekolahnya.
Dengan penerapan PAIKEM diatas dapat
membawa angin perubahan dalam pembelajaran seperti : Guru dan murid sama-sama
aktif dan terjadi interaksi antara keduanya, guru dalam pembelajara tidak hanya
sebagai pendidik tetapi juga sebagai fasilitator. Guru dan murid dapat
mengembangkan kreativitasnya dalam hal teknik pengajaran, penggunakan
multimetod, media, dan guru dapat berperan sebagai mediator bagi
murid-muridnya. Murid merasa senang dan nyaman dalam pembelajaran, tidak merasa
tertekan sehingga proses berfikir anak akan berjalan normal. Munculnya
pembahasan dalam pembelajaran.
KESIMPULAN
Menurut
Keith Devis Partisipasi adalah
keterlibatan mental dan emosi seseorang dalam situasi kelompok yang
mendorongnya untuk memberikan sumbangan kepada kelompok dalam usaha mencapai
tujuan serta tanggung jawab terhadap yang bersangkutan.(1968:168). Partisipasi
merupakan keikutsertaan siswa dalam proses pembelajaran yang meliputi aspek
fisik dan psikisnya untuk mencapai satu tujuan yaitu hasil belajar yang
memuaskan. Kurangnya minat partisipasi siswa karena pembelajaran yang
membosankan, monoton, pembelajaran berpusat pada guru (Teacher Center).
Sehingga perlu adanya pembelajaran yang menyenangkan dan kondusif, salah
satunya dengan pembelajaran PAIKEM GEMBROT, dengan Aktif siswa berperan serta
dalam pembelajaran, Inovatif berarti siswa memberikan gagasan atau ide yang
baru dalam pembelajaran, Kreatif berarti siswa mengaplikasikan ide dan gagasan
menjadi sebuah realisasi seperti membuat alaat peraga, Efektif pembelajaran memenuhi kompetensi, Menyenangkan siswa lebih
termotivasi karena pembelajaran tidak membosankan dan menakutkan, Gembira
pembelajaran bisa membuat siswa meluapkan rasa gembiranya dan mau belajar lagi,
Berbobot pembelajaran mencapai tujuan sesuai SK dan KD. Diharapkan siswa maupun
guru akan aktif dan saling berinteraksi dalam pembelajaran. Bisa menciptakan
kreatifitas anak, serta pembelajaran akan menyenangkan dengan model, media,
strategi yang menarik perhatian siswa, siswa sebagai pusat belajar (Studient
Center) dan siswa akan nyaman dalam menerima pembelajaran tanpa tertekan,
sehingga hasil belajar bisa memuaskan.
DAFTAR PUSTAKA
Asmani,Jamal
M. 2011. 7 Tips Aplikasi PAKEM
(Pembelajaran Aktif, Kreatif,
Efektif dan Menyenangkan). Jogjakarta:
DIVA Press.
Sapriya.
2009. Pendidikan IPS. Bandung: PT
Remaja Rosdakarya.
Suryosubroto,B.
2009. Proses Belajar Mengajar di Sekolah.
Jakarta: Rineka Cipta.
Maswandi,Febri. “Pengaruh Pembelajaran Partisipatif
Terhadap Hasil Belajar
Biologi”. Jakarta.
Dikutif dari: http://repository.uinjkt.ac.id/dspace
/bits
M in’amul aufa.“Strategi Pembelajaran PAIKEM GEMBROT”.Dikutip dari:
Ranaa,Indah. “Strategi
Meningkatkan Partisipasi Siswa SD dalam Pembelajaran
di Kelas”.
Dikutip dari: http://indahavry.blogspot.com/2012/04/ normal-0-
false-false-en-us-x-none.html.18
April 2012.
blogspot.com/2013/11/strategi-dan-model-model-pembelajaran.html.2013
Suaidinmath.“Pentingnya
Pendekatan PAIKEM Dalam Pembelajaran”.
pendekatan-paikem-dalam-pembelajaran/.April2013.
Suratno. “Model Pembelajaran PAIKEM”. Dikutip dari:http://suratnomath.blog
spot.com/2011/04/model-pembelajaran-paikem.html.18
April 2011.
Suratno. “Manfaat Pendekatan PAIKEM untuk Peningkatan
Kompetensi Siswa”.
manfaat-pendekatan-paikem-untuk-peningkatan-kompetensi-siswa/.27
Oktober 2011.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar